Sudah menjadi hal yang lumrah ketika provinsi ini tidak seramai provinsi besar lainnya saat Lebaran. Banyak perantau yang memilih untuk tetap berada pada wilayah perantauannya.
"Tuntut ilmu keluar ya, Nak!" Provinsi kecil, hingga banyak orang tua yang merelakan anaknya untuk menempuh pendidikan di luar NTB. Dengan harapan, kembali membawa bekal dari luar, untuk membangun provinsi kecil ini bersama. Banyak harapan yang membuat bahu terasa tak bersuara, tetapi memikul beban yang tak terukur. Mengorbankan banyak bayangan kenangan yang mestinya terukir bersama keluarga, seperti momen Lebaran 2025.
Banyak generasi muda dari provinsi ini yang memilih untuk menempuh pendidikan di luar daerah. Itu baru generasi muda, bagaimana dengan generasi sebelumnya? yang awalnya hanya berniat untuk menempuh pendidikan, malah nyaman dengan daerah tempatnya bersinggah? Akankah daerah yang awalnya asing itu menjadi pelabuhan ternyaman bagi mereka?
Lalu bagaimana provinsi ini tetap berusaha menghidupkan kembali wilayahnya yang sepi? Faktor apa yang menyebabkan kota kecil di provinsi ini sepi? Artikel ini akan membahas beberapa fakta unik dari provinsi NTB.
1. Kualitas Pusat Pendidikan yang Masih Perlu Ditingkatkan
Berbeda dengan wilayah maju lainnya, seperti Jawa yang merupakan salah satu daerah terlaris untuk menempuh pendidikan bagi para anak muda. Daerah ini cenderung memiliki sedikit tempat untuk menuntut ilmu dengan kualitas pendidikan yang sudah merata. Seperti universitas di NTB, masih terus dikembangkan dan perlu peningkatan agar dapat sejajar dengan universitas besar di luar daerah. Pilihan jurusan/prodi universitas di daerah Kota Bima belum memiliki banyak pilihan, sehingga banyak dari generasi muda yang lebih tertarik untuk keluar daerah demi sebuah ilmu tak ternilai.
Rela mengorbankan lebih banyak biaya, tenaga dan rela meninggalkan tempat mereka bertumbuh. Karena itulah provinsi ini cenderung akan sepi saat hari-hari besar, seperti Imlek, Nyepi, atau Lebaran yang sebentar lagi akan tiba.
2. Dari Tradisi Keluarga Hingga Bisnis
Salah satu fenomena unik di daerah ini adalah keluarga cenderung memilih untuk merayakan Lebaran di tempat sang anak menuntut ilmu, dengan dalih ingin merasakan suasana baru. Hal inilah yang menyebabkan daerah kecil jauh lebih sepi, sehingga bukan menjadi kota penyambut pemudik tetapi melahirkan pemudik yang lebih banyak.