Mohon tunggu...
Vio Lisna Putri Cahyani
Vio Lisna Putri Cahyani Mohon Tunggu... Lainnya - asem (anak semarang)

#terusberbenah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Suara, Satu Hentakan, Beribu semangat

27 Februari 2021   22:38 Diperbarui: 23 Juni 2021   12:07 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini unik. Menarik . Misteri. Seluruh murid kelas 10 berada di lapangan utama. Ngapain? Ada seleksi petugas 17san. Uwuuuw. Aku harus lolos. Kakak kelas melihat PPB (Peraturan Baris Berbaris) dasar untuk memlilih siapa yang kira-kira cocok. Aku kaku sekali guys, hehe. Sempat aku putus asa karena tidak bisa PBB. Tapi tak apa. Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan. "Okey Dek, siapa yang kepingin jadi petugas 17san nih?", tanya kak Cahya. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengangkat tangan. "Tapi aku gak bisa PBB kak,", ucapku dengan nada melas. "Oh gak masalah, karena saya cari yang kepingin jadi petugas, bukan siapa yang bisa PBBkan?, kata kakak kelas dengan tegas. "Oh iya kak, saya mau", nadaku bersemangat. Yes, aku jadi petugas hihi.

Calon petugas upacara 17san berbaris rapi di depan pohon giant alias guedhe atau besar. "Selamat untuk adek-adek yang telah bergabung jadi calon petugas 17san. Kalian hebat, baru masuk SMA dah jadi petugas 17san. Kereen semoga kalian bisa nambah pengalaman dan lebih kenal dengan teman-teman" kata pelatih paskibra, Kak Usa namanya. "Jadi kalian akan latihan upacara ini setelah pulang sekolah selama kurang lebih satu bulan, untuk mempersiapkan 17san, kenapa lama banget? Yaa karena memang butuh persiapan yang matang, kan acara setahun sekali hehe, biar tambah semangat kita yel-yel dulu yuuuk", kata Kak Cahya...Satu suara. Satu hentakan. Beribu semangat....."Oh iya dek, jangan lupa minta izin orang tua ya, nanti kalau sudah dapet izin, bisa konfirmasi sama kakak kelas", lanjut Kak Cahya.

"Sekarang, kalian bisa istirahat, lalu kembali ke kelas masing-masing. Latihan upacara akan dilaksanakan tiga hari kemudian, insyaallah," ujar Kak Usa dengan suara khasnya yang tegas.

Saatnya pulaang. Kriiiing..

Sesampainya di rumah, aku langsung minta izin pada orang tua. Apa reaksi mereka? Haha B aja sih, Ibu bilang "terserah, sing penting pelajarane rak lali, nek kesel ojo sambat (terserah, yang penting pelajarannya tidak lupa, kalau capek jangan ngeluh)" wkwkkw. Nah itu pesan yang sangat berharga guys.

Singkat cerita aku bisa bertahan jadi calon petugas 17san walaupun hanya sebagai pasukan 45, tak apalah daripada cuman penonton alias peserta upacara hehe...gak sombong lhooo, emang kenyataannya begitu kan?. Oh iya, kenapa masih calon? Karena belum pengukuhan petugas. Nah hari ini, H-1 rencana akan diadakan pengukuhan, jadi harus menginap di sekolahan, sepertinya seru. Ihiiir.

Malam pengukuhan. Lilin. Bendera Merah putih. Renungan. Malam yang sunyi + Bulan Purnama dan krik-krik suara jangkrik.

Calon petugas, pasukan 17, 8, 45, dan petugas umum siap melaksanakan pengukuhan petugas 17san. Mengenakan seragam osis beratribut lengkap. Berbaris rapi. Didepan barisan ada bendera Merah Putih yang berkibar di ujung tongkat pramuka. Hanya satu lampu yang dinyalakan.

Acara pengukuhanpun dimulai, yaa semacam apel kecil-kecilan. Pertama amanat pembina, lalu renungan. Nah ini nih yang bikin merinding hehe.

Malam renungan, pas malam jumat kliwon. Ada apatuh? Berkaah aamiin.

Para calon petugas upacara duduk bersila sambil merenungkan dan mengukuhkan hati bahwa mereka membawa peran yang sangat luar biasa, yaitu mengibarkan sang Merah Putih. Dengan ditemani lilin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun