Mohon tunggu...
Vinson Louis
Vinson Louis Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Saja Sih Hal-hal Penting dalam Kegiatan Konstruksi?

30 Juni 2020   19:22 Diperbarui: 30 Juni 2020   19:27 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Permasalahan terhadap suatu konstruksi terkadang sangat amat berbahaya, dimulai dari hal kecil maupun besar. Contohnya mulai dari beberapa bagian bangunan yang dibuat tanpa memikirkan jangka panjang, seperti bocor nya dinding rumah anda, atau langit - langit rumah anda atau tembok yang memiliki retakan dan masih banyak lagi. Hal ini dikarenakan akan ketidakpedulian si pembuat atau pelaksana, walaupun dalam jangka pendek akan baik - baik saja namun jika dipikirkan dengan jangka yang panjang akan sangat berbahaya bahkan nyawapun taruhannya. 

Seperti yang dikutip dari Jakarta.Tribunnews.com mengatakan bahwa sebuah bangunan lantai 3 roboh dan mengakibatkan kerugian bagi warga sekitarnya, ketika diusut lebih lanjut ternyata material yang digunakan pada saat pembangunan tidak cukup kuat untuk menahan beban rumah tersebut. Untuk itulah dibutuhkan keahlian, keteletian, dan kepedulian kita terhadap dampak yang sewaktu - waktu akan terjadi.

Disaat kita mengerjakan kegiatan konstruksi, yang kita harapkan adalah apa yang kita buat dapat bertahan dalam waktu yang lama dan tidak mengalami kecacatan sama sekali. Namun tidak jarang juga beberapa kontraktor ataupun tukang yang melakukan kegiatan konstruksi ini menganggap masalah yang akan terjadi sepele karena membuat perngerjaan mereka lebih mudah dan juga murah. 

Misalkan ketika beton tembok yang dibutuhkan harusnya disusun dengan bata yang posisinya tidur, namun ketika pengerjaan mereka membuat posisi bata menjadi tegak agar penggunaan bata yang lebih sedikit namun tetap memiliki biaya yang sama, dengan anggapan bahwa bangunan tersebut tetap kokoh sampai beberapa tahun kedepan tapi tidak dengan puluhan tahun kedepan. Selanjutnya ketika kita mendapatkan dinding di rumah kita mengalami kebocoran atau terlihat seperti genangan air. 

Hal itu sebenarnya juga merupakan kelalaian dalam konstruksi dimana dapat diketahui bahwa beton yang digunakan adalah dalam keadaan yang sangat basah. Jadi ketika hujan turun dan bagian cat atau plesteran mengalami retakan, akan meresap kedalam, dikarenakan beton yang awalnya sudah basah tidak akan mampu menampung lagi air yang meresap alhasil menjadi kebocoran air pada dinding.

Kualitas pendidikan dan kemampuan yang baik akan mendorong kegiatan konstruksi berjalan dengan mulus. Oleh karena itu dibutuhkanlah pelatihan, bisa lewat pemerintah atau bermodalkan dari diri sendiri, agar orang – orang yang memiliki kekurangan dalam biaya dapat mengikutinya dikarenakan pendidikan yang mahal. Dan orang yang memiliki pendidikan dan kemampuan yang lebih, diharuskan untuk mengawasi, membimbing, dan membina selama kegiatan konstruksi berlangsung. Dengan begitu pekerja yang belum berpengalaman akan mendapatkan ilmu lebih dan yang sudah berpengalaman akan menerima hasil yang baik.

Hasil dari kelalaian dalam berkonstruksi dapat dilihat dari laman finance.detik.com dimana dikatakan bahwa sebuah jembatan yang sedang dibangun roboh. Setelah diusut lebih lanjut ternyata penyebabnya adalah kurangnya pengawasan terhadap perkerja oleh mandor. Banyak tenaga kerja sering sekali malas ataupun remeh untuk membaca Standard Operation Procedure ( SOP ) dan mengatakan bahwa itu sudah kerjaan rutin mereka, di saat inilah kecelakan dapat terjadi. 

Adapun tenaga kerja yang hanya mengandalkan lama mereka di perkerjaan tersebut namun belum memiliki cukup pemahaman sesuai standar ( tidak memiliki sertifikasi ), dalam hal inilah perlu dinaikan kapasitasnya. Selanjutnya dikutip dari Kompas.com yang mengakibatkan seorang Insinyur Sipil dijatuhi hukuman penjara dan terdapat korban jiwa. Yaitu kasus ambruknya Tol Bocimi, yang berlokasi di Kampung Tenggek, Kabupaten Bogor. 

Diduga bahwa jembatan tersebut runtuh pada saat pelepasan, namun slink crane pada alat berat yang digunakan untuk menahan beban belum terpasang erat, sehingga mengakibatkan badan jembatan jatuh dan menimpa perkerja. Kasus – kasus di atas hanyalah sebagian kecil saja dari banyaknya kasus yang ada di Indonesia, oleh karena itu untuk para insinyur muda agar dapat belajar dari pengalaman kelam yang ada.

Dari pernyataan - pernyataan diatas dapat dilihat bahwa sebenarnya berbagai kesalahan atau kecacatan dalam kegiatan konstruksi dapat terhindarkan, hal ini menyangkut kepada pribadi masing - masing orang yang melakukannya. Kegiatan konstruksi tidak semena - mena menjadi tempat pencaharian uang, namun ini menyangkut tentang nyawa seseorang, sehingga sebagai pekerja konstruksi kita membutuhkan keahlian, kesadaran, ketelitian yang sesuai standar agar terhindar dari kejadian - kejadian yang tidak diinginkan, seperti contoh sederhananya dengan tidak menyepelekan sesuatu maka kita akan lebih berhati - hati lagi di saat mengerjakannya. Oleh karena itu para perkerja atau pelaksana haruslah memiliki sebuah standar operasi atau SOP dan harus memiliki seseorang yang handal yang dapat memimpin kegiatan konstruksi tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun