Mohon tunggu...
Vinsensius Suryanto
Vinsensius Suryanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seminari tingkat 3

hobi main game,basket,makan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menurunnya Sopan Santun di Masyarakat

3 September 2022   12:12 Diperbarui: 3 September 2022   12:23 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

          Menurunnya Sopan Santun di  Masyarakat

 

Sopan santun merupakan sebuah hal yang harus dipegang teguh oleh semua kalangan di masyarakat. Tidak memandang apapun jabatannya, tidak memandang ras, suku, dan agama. Sopan santun harus tetap dijunjung tinggi oleh setiap warga masyarakat. Sopan santun dalam KBBI berarti suatu  budi pekerti yang baik, tata krama yang baik, peradaban yang baik, dan kesusilaan yang baik. Dalam pergaulan di dalam masyarakat dibutuhkan sopan santun, supaya timbullah suatu equilibrium sosial.

Masyarakat Indonesia awalnya terkenal dengan tingkat sopan santun yang sangat tinggi yang kental dengan adat ketimuran. Namun sayangnya, seiring berkembangnya zaman rasa sopan santun itu sudah mulai pudar secara perlahan, baik terhadap teman, orangtua, sopan santun dalam bersosial media, dll. Dalam survei Digital Civility Index (DCI) yang dilakukan oleh perusahaan software raksasa Microsoft yang dilansir dari tekno.kompas.com tingkat kesopanan masyarakat Indonesia menempati peringkat paling bawah di kawasan Asia Tenggara. 

Dari 32 negara yang disurvei, Indonesia menempati posisi ke-29. Hal ini merupakan sebuah tanda yang buruk bagi negara Indonesia. Menurut survei Microsoft ada beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya tingkat kesopanan masyarakat Indonesia, yakni hoax dan penipuan dengan persentase 47 persen, ujaran kebencian dengan persentase 27 persen, dan diskriminasi dengan persentase 13 persen.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya tingkat kesopanan yang dilansir dari klik psikolog, di antaranya :

1.      Faktor keluarga. Keluarga merupakan sekolah pertama bagi setiap anak yang baru saja dilahirkan dan akan tetap menjadi sekolah pertama sampai kapanpun. Hal ini disebabkan karena kita selalu berada dalam lingkungan keluarga atau bisa dikatakan kita sangat dekat dengan keluarga. Jadi, apa yang orangtua ajarkan akan sangat berpengaruh dalam kehidupan sang anak.

2.      Faktor teman atau pergaulan. Teman dan pergaulan juga sangat berdampak besar dalam menurunnya tingkat kesopanan kita. Jika kita bergaul dengan teman yang baik, maka kita akan berbuat baik. Jika kita bergaul dengan teman yang kurang baik, kehidupan kita juga akan kurang baik. Contohnya ketika berkumpul sering muncul kata-kata kasar dalam berbicara, jika hal ini tidak segera di benahi, ini akan menjadi lifestyle bagi kehidupan kita.

3.      Faktor media massa. Faktor media massa juga sangat mempengaruhi dalam menurunnya tingkat kesopanan. Di zaman ini banyak sekali channel TV yang menayangkan sinetron yang sangat tidak mendidik bagi anak di bawah umur. Contoh dari media massa tersebut adalah adanya adegan berpacaran, berkata kasar, dan masih banyak adegan yang sangat tidak pantas untuk ditayangkan di TV. Hingga akhirnya hal ini akan berpengaruh bagaimana kehidupan masyarakat selanjutnya.

Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki tingkat kesopanan adalah dengan pendidikan kesopanan yang harus ditekankan di Sekolah Dasar (SD). Selain itu, masih banyak yang dapat dilakukan seperti memilah teman, dan untuk media massa adalah melakukan pemberhentian penayangan sinetron, karena dianggap kurang mendidik masyarakat terlebih anak di bawah umur yang menonton sinetron.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun