Jumat Agung dirayakan dengan berbagai cara oleh umat Kristiani pada hari ini. Ada yang dengan ibadat Jalan Salib; ada yang menampilkan drama penyaliban; dan berbagai bentuk ibadah lainnya. Semuanya memiliki satu tujuan, yaitu mengenangkan peristiwa sengsara dan wafat Yesus yang terjadi 2000 tahun yang lalu.
Sembari mengenangkan peristiwa sengsara dan wafat Yesus ini, saya ingin membagikan permenungan pribadi saya tentang dua orang murid Yesus, yang sama-sama pernah berbuat salah kepada Yesus, namun akhir hidup mereka berbeda. Kedua murid itu adalah Simon Petrus dan Yudas Iskariot. Â
Petrus, Si Penyangkal yang BertobatÂ
Ketika Yesus diadili di hadapan pemerintah Romawi dan pemuka agama Yahudi, Petrus menyangkal Yesus tiga kali, sampai ayam berkokok. Maka, teringatlah Petrus akan perkataan Yesus: "Sebelum ayam berkokok kamu telah menyangkal Aku tiga kali." Hal ini dikatakan Yesus ketika Petrus berjanji di hadapan-Nya, "Aku rela mati demi Engkau."
Janji tinggal janji. Saat penderitaan datang menerjang, Petrus seakan lupa dengan janjinya kepada Yesus. Persis seperti yang diramalkan oleh Yesus, Petrus mengatakan kepada orang Yahudi, Â "Aku tidak mengenal Dia."
Namun, setelah Petrus sadar akan kesalahannya terhadap Yesus, akhirnya dia menyesal dan meratapi kesalahannya. Penyesalannya begitu mendalam, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa pada saat itu.
Petrus yang telah sadar akan kesalahannya, melihat bahwa masih ada sepercik harapan. Dia tidak berputus asa. Dia tetap menjalani kehidupannya seperti biasa seraya menyerahkan segalanya kepada kehendak Allah. Dia juga tidak memisahkan diri dari komunitas para murid. Itulah awal dari pertobatan Petrus.Â
Yudas, Si Pengkhianat
Tiga tahun hidup bersama Yesus ternyata tidak merubah diri Yudas menjadi murid yang setia kepada Yesus. Hanya karena tergiur uang 30 keping perak, dia tega menjual Yesus kepada orang-orang Yahudi.Â