Mohon tunggu...
Vinsens Al Hayon
Vinsens Al Hayon Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh-Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menakar Keinginan

9 Februari 2023   12:56 Diperbarui: 9 Februari 2023   12:59 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Menakar keinginan seturut "SABDA."

MENAKAR  KEINGINAN"

(Untuk kita renungkan)

Tertulis dalam Surat Sint Paul kepada jemaat di Korintus:  1 Kor. 10:5-6,  pernyataan ini: "... Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita MENGINGINKAN HAL-HAL YANG JAHAT seperti yang telah mereka perbuat."

Kutipan di atas memperjelas kisah lama berkaitan dengan persoalan besar dalam kehidupan manusia pada masa-masa awal, di kala relasi manusia dengan  penciptaNya sangat akrab. 

Dalam keakraban sedemikian itu, terekam realita hidup manusia yang tidak bebas dari persoalan hidup.

Persoalan hidup terus hadir dan mewarnai kehidupan manusia di alam ini. Disinyalir, bahwa sampai dekade sebelum sekarang ini, tersurat tiga masalah besar  yang selalu ada dipuncak daftar kehidupan manusia, yakni (1) Masalah Kelaparan, (2) Masalah Wabah (penyakit, virus) dan (3) Perang.

Kemudian dari generasi ke generasi dan demi eksistensi generasi, manusia sudah terus berdoa kepada tuhan, malaekat dan santa, dan telah menemukan tak terhitung alat, institusi, dan sistem sosial untuk mengeliminasikan, mengatasinya, tetapi mereka terus mati dalam jumlah jutaan akibat kelaparan, epidemik dan kekerasan (perang), ungkap Noah Harari dalam bukunya Homo Deus (2018).

Lalu para pemikir dan nabi menyimpulkan bahwa itu semua adalah rencana kosmis Tuhan atau karena alam kita yang belum sempurna sehingga dunia huni kita belum terbebas dari semua itu.

Atas tiga masalah itu, naluri, kecendrungan, keinginan dipicu. Manusia butuh hidup dan harus BERBUAT sesuatu untuk kehidupan. 

Lambat laun atas kemajuan sains, bioteknologi, teknologi komunikasi, ketiga masalah yang ada pada puncak daftar kehidupan manusia dapat diatasi walau serangan secara sporadis masih dialami.

Kemampuan dan kehebatan manusia yang sudah terukur di atas menggelitik sifat manusia yang tidak pernah puas. Ia mau menikmati hidup. Life longer.

Dalam rentang sekian dekade, di jaman kapitalis, di jaman modern, abad 20, abad 21, dan post modern, hadir dan merajalelah tiga keinginan besar manusia yang sungguh manusiawi.

Keinginan-keinginan itu adalah  (1) kuasa, (2) harta dan (3) seks. Data memberi bukti dan fakta  sahih mendokumentasikan, bahwa tiga hal itu ada juga pada puncak daftar perilaku manusia.

Dokpri. Ornag mauda  pilih: memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Dokpri. Ornag mauda  pilih: memenuhi keinginan atau kebutuhan.

zaman ini, era milineal, era digital, dicatat oleh Noah Harari, sang sejarawan, bahwa ada juga tiga orientasi hidup, tendensi, keinginan manusia, yakni; (1) Imortalitas, (2) Kebahagiaan, dan (3) Keilahian. 

Keilahian ada seupa ia ingin menjadi dewa, mengubah eksistensi dirinya dari "homo sapiens" menjadi "homo deus" (manusia yang bijak, berakal budi, berhati nurani dan ingin menjadi dewa/tuhan = penguasa atas sesama, dan dapat menentukan hidup-mati untuk diri orang lain).

Tesis terakhir itu bergulir sangat deras pada  level kehidupan "kalangan atas". Tendensi menguasai atas sesama mencuat amat tajam, bahkan ia bisa memastikan sesuatu untuk dirinya dan orang lain.

Hari ini, untuk kehidupannya, ia dapat menentukan mau "makan apa."  Hari besok, untuk kesenanganya ia dengan mudah memastikan untuk "makan dimana."  Dan pada puncak kekuasaanya ia dapat menjatuhkan vonis, "mau makan siapa."

Atas realitas zaman demikian, nilai aplikatif isi surat di atas sangat menanti respon bijaksana manusia sekarang, siapa pun dia. Manusia tetap diberi kesempatan dan ruang untuk "Menakar Keinginan", kecendrungan dan orientasi hidupnya:  "Kemana arah hidupnya?" 

Mungkinkah isi surat di atas dapat dijadikan rujukan, sekaligus genderang peringatan yang bertalu-talu datangnya, untuk si A atau si B atau  siapa pun? *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun