Mohon tunggu...
Vinsensius Patno
Vinsensius Patno Mohon Tunggu... Guru - Penulis Terhebat Adalah Penulis Yang Mampu Mengisnpirasi Banyak Orang

VINSENSIUS PATNO TINGGAL DI LABUAN BAJO MANGGARAI BARAT SEORANG GURU DAN JURNALIS Hp: 082144900530 email: vinsensius.patno1380@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mama dan Bapa Kepada Siapa Kami Mengadu

18 Mei 2022   02:28 Diperbarui: 19 Mei 2022   10:55 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku tulis ini untuk mengenangkan kepergian Mama Elisabet Kurnia. Ia biasa disapa mama Elis atau mama Jeli. Ia hidup menjanda setelah kepergian suaminya Lorensius Novanshu atau biasa disapa Bapa Jeli beberapa tahun yang lalu.

Ibu Elisabet Kurnia atau mama jeli dipanggil Tuhan tanggal 6 Mei 2022. Ia di karunia dua orang anak Anjelina Eminor dan Dimas Adikarno. Kedua anak ini kini menjadi yatim piatu.

Cerita indah tentang mama dan mereka kini telah pergi.Hanya batu nisan yang berdiri dan terukir. Hilang sudan canda dan tawa ria. 

Hilang sudah suara yang selalu memangil. Hilang sudah suara dari mama dan bapa untuk selalu menyuruh mereka menimba air dan berbelanja.Dagangan kios kecil sebentar lagi pasti akan lenyap dan  hilang bersama berjalannya waktu.

Mama kepada siapa kami mengadu dan bapa kepada siapa kami mengadu. Kami masih membutuhkan kasih mama dan bapa.Mama dan Bapa pergi meninggalkan kami seorang diri.Hanya berteman sepi dan angin malam. Mama kepada siapa diri kami ingin merebahkan diri walau hanya bercerita tentang hidup, tentang masa lalu kita yang ditinggalkan oleh ayah tercinta.

Mama sudah pergi meninggalkan kami.Entah sampai kapan air mata ini berhenti mengalir. Mungkinkah ada yang bisa mengantikan posisi mama dan Bapa dalam hari-hari hidup kami.

Rumah ini hanya cerita kosong dan bingkisan yang terakhir engkau titipkan.Tanpa meninggalkan pesan diatas secarik kertas atau dari mulutmu yang manis.

Mama kini kami berdua seorang diri. Berjuang mengadu nasib untuk mengapai mimpi. Mencari jati diri ditengah ramainya kompetisi. Bermental baja dalam menghadapi gelombamg dan gelora tantangan hidup ini.

Inilah sepengal jeritan Jeli dan Dimas. Jeli sebentar lagi menginjak kelas kelas XII SMK dan Dimas mau beranjak kelas 1 SMA.

Mereka berdua hanya berdoa agar kedua tangan orang tua mereka yang pergi meninggalkan mereka selama-lamanya mendapat restu. Bahwa diiatas pundak, kedua orang tua yang telag pergi balutkan keberanian dan tekad untuk mereka berdua agar terus belajar sehingga mampu berdiri tegak. Untuk membekalkan diri demi sepiring nasi hasil keringat mereka sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun