{Labuan Bajo} Dalam menangani anak-anak disabilitas khsususnya di Kabupaten Manggarai Barat baik yang berat maupun sedang adalah sebuah tantangan besar dalam proses penanganannya. Untuk itu langkah yang diambil adalah menyesuaikan diri dan memahami apa yang dimiliki disekita kita dan mulai memanfaatkan untuk tujuan rehabilitasi bagi anak-anak disabilitas. Hal ini disampaikan oleh Silvester Deni Harsidi selaku ketua Yayasan kita Juga (SANKITA)Rabu(20/09/2017) disela-sela kegiatan Workshop di Aula SLBN Labuan Bajo Manggarai Barat
Silvester menjelaskan bahwa pelatihan ini lebih pada cacat ringan dan cacat berat. Kegiatan pelatihan pendampingan anak disabilitas berat dan ringan ini bekerja sama dengan Yayasan Mata Kita dari Banyuwangi Jawa Timur. Masfufah dari Yayasan Mati Hati merupakan trainer utama dalam pelatihan ini.
Masfufah ketika diwawancarai menjelaskan bahwa pelatihan dikhususkan untuk melayani kecacatan hambatan yang majemuk serta untuk mengetahui karakteristik anak-anak hambatan khusus. Untuk itu kami hanya memberikan model atau contoh pendampingan bagi anak-anak yang mengalami hambatan khusus tersebut agar bisa diterapkan dalam lingkungan masyarakat. Karena itu ia mengharapkan agar pemerintah terlibat secara aktif untuk ambil bagian untuk layanan terbaik ini.
Silvester mengharapkan melalui pelatihan ini para peserta mampu memberikan pelayanan terbaik, membangun pola komunikasi yang efektif serta mengaktualisasikannya dilingkungan sekitar tempat mereka tinggal. Dalam pelatihan ini metode yang dipakai adalah sharing pengalaman, berbasis masyarakat, dan praktek langsung.
Harapan dari hasil kegiatan ini adalah peserta memahami ciri-ciri anak disabilitas, teknik-teknik terapi fisik, pola komunikasi, dan pendekatan yang dilakukan terhadap anak-anak disabilitas. Selain itu peserta memahami langkah-langkah yang dilakukan berkaitan dengan pertolongan terhadap anak-anak disabilitas baik berat maupun ringan khususnya anak-anak disabilitas di kabupaten Manggarai Barat kata Silvester.
Salah seorang peserta Sebastianus Hanu dari SLB Karya Murni Ruteng menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi modal dalam membantu anak-anak disabilitas khususnya dalam penguatan kapasitas pelayanan dilapangan.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 19 September 2017 sampai dengan 22 September 2017. Vinsen Patno