Mohon tunggu...
Vincentius Kenny
Vincentius Kenny Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada

vinkenny19@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Analisis dan Opini terhadap Utang Luar Negeri Indonesia

5 Oktober 2020   00:00 Diperbarui: 5 Oktober 2020   00:24 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Background photo created by 8photo - www.freepik.com

DATA DAN INFORMASI PENDUKUNG

Berdasarkan data pemerintah , pada akhir triwulan II 2020, Indonesia memiliki utang luar negeri (ULN) sebesar 408,6 milliar dollar US yang terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 199,3 milliar dollar US dan ULN sektor swasta ( dan BUMN) sebesar 209,3 milliar dollar US.

Jika dibandingkan dengan triwulan II secara YoY, maka ULN pemerintah pada triwulan tahun ini mengalami peninkatan sebesar 196,5 milliar dollar US dan mengalami kenaikan sebesar 3,6% jika dibandingkan dengan triwulan I secara YoY. Untuk ULN swasta meningkat sebesar 8,2% jika dibandingkan secara YoY dan meningkat sebesar 4,7% jika dibandingkan terhadap triwulan I secara YoY. 

Peningkatannya dipengaruhi dari ULN perusahaan bukan keuangan yang sudah mengambil pangsa sebesar 77,3 % dari total ULN swasta. Berikut adalah 5 sektor perusahaan yang memiliki andil dalam peningkatan ULN swasta: sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap dan udara dingin (LGA); sektor tambang dan penggalian; dan sektor industri pengolahan.

Peningkatan ULN di Indonesia dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global untuk memenuhi target pembiayaan dan penerbitan kembali green sukuk sebagai bentuk dukungan biaya untuk mengatasi perubahan iklim. 

Pemerintah Indonesia sedang mengupayakan untuk memenuhi target pembiayaan sukuk global sebesar 16,66 milliar dollar US yang membengkak dari target pemerintah sendiri yaitu sebesar 2,5 milliar dollar US. 

Selain itu disebabgkan juga oleh penarikan ULN yang dilakukan oleh pemerintah ataupun swasta yang kemungkinan besar disebabkan oleh pandemi COVID-19 ini, dan terakhir penguatan rupiah terhadap dollar US juga menyebabkan ULN yang berdenominasi rupiah menjadi semakin besar. 

Walaupun ULN Indonesia mengalami peningkatan pada tahun ini, jumlah tersebut masih dapat dikatakan dalam batas aman karena cendering didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa ULN sebesar 89%.

ANALISIS DAN OPINI TERHADAP UTANG NEGARA INDONESIA

Utang yang diambil oleh pemerintah Indonesia pasti dilakukan sudah melalui perhitungan dan pertimbangan yang matang terhadap kondisi keuangan Indonesia. Proses pengambilan hutang sudah diatur sedemikian rupa dengan peraturan-peraturan yang sudah dikeluarkan supaya lembaga pemerintahan tidak sembarangan dalam mengambil utang tersebut.

Di tengah masa seperti ini, pemerintah tampaknya mengambil utang untuk menutupi defisit pada APBN supaya pembangunan dalam negara dapat terus dilaksakan sehingga perekonomian  tetap berjalan, selain itu juga terjadi lonjakan peminat sukuk global yang diterbitkan oleh Indonesia. 

Meningkatnya peminat sukuk yang diterbitkan Indonesia itu hal yang baik karena artinya banyak investor asing yang mempercayai perkembangan ekonomi Indonesia tetapi disisi lain, pemeritah juga harus mampu untuk membayar bunga-bunga terhadap investor asing tersebut.

Selain itu, defisit transaksi berjalan yang semakin meningkat menjadi penyebab utang luar negeri Indonesia dimana pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan yang diterima Indonesia sehingga solusi yang dilakukan untuk menutupi itu dengan melakukan utang luar negeri, semakin meningkatnya kebutuhan investasi sedangkan modal investasinya tidak dimiliki, maka akan memicu negara untuk melakukan utang luar negeri sehingga kekurangan modal untuk investasi semakin meningkat setiap tahunnya (Wahyu, 2019).

Akibat dari hutang yang dimiliki Indonesia, pembangunan dalam negara bisa saja tidak terlaksana dengan baik akibat dari APBN yang mungkin dialokasikan untuk membayar cicilan pokok dan bunga. 

Utang luar negeri yang seharusnya membantu pemerintah untuk melaksanakan pembangunan menjad bumerang dan memunculkan biaya tambahan yang memperlambat pertumbuhan negara.

Walaupun dilanda peningkatan hutang pada triwulan II, Indonesia tetap memiliki rating atau peringkat utang luar negeri yang dapat dikatakan stabil untuk tingkat investasi karena prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang relatif baik dan tingkat utang yang masih relatif rendah. 

Dengan demikian, negara Indonesia dapat memberikan kesan baik terhadap pihak-pihak yang hendak melakukan investasi sehingga Indonesia dapat berkembang ditengah-tengah pandemi seperti ini.

REFERENSI

Abdurrochim, Andi. 2020. Sukuk Global Indonesia Kebanjiran Order USD16.66 Miliar Dari Target Penerbitan USD2.5 Miliar . . Diakses pada 28 September 2020 pukul 12.47

CNN Indonesia. 2020. Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia. Diakses pada 30 September 2020 pukul 19.01

Priyoto, Ishaq. 2020. Utang Negara Serta Hubungannya dengan PDB Per Kapita. . Diakses pada 30 September 2020 pukul 18.23

Wahyu, Firda. 2019. Utang Luar Negeri Indonesia: Penyebab yang Harus Anda Ketahui. Diakses pada 29 September 2020 pukul 16.55

Widjanarko, Onny.  2020. Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan II 2020 Meningkat. Diakses pada 28 September 2020 pukul 13.21

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun