Mohon tunggu...
Vinka Kristy Andriani
Vinka Kristy Andriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik'18

menulis adalah hobiku.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

"Ngenest" dan "Crazy Rich Asians", Dua Film yang Relatable dengan Kehidupan Masyarakat

14 Desember 2020   18:01 Diperbarui: 3 Maret 2021   02:44 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui film “Ngenest” dan “Crazy Rich Asians”, kita belajar mengenai bagaiamana perbedaan kelas sosial dan perbedaan budaya sangat mempengaruhi kehidupan kita.

Pada kedua film tersebut, kita mengetahui bahwa kita tidak boleh membeda-bedakan seseorang hanya karena etnis ataupun kelasnya berbeda dengan kita. Selain itu, kita juga tidak seharusnya menilai seseorang hanya dengan penampilan luarnya saja.

Dengan demikian, melalui kedua film tersebut, kita lebih peka terhadap sekitar dan mulai membuka mata mengenai isu sosial yang ada pada film tersebut.

Rasisme, Stereotipe dan Teori Marxisme

Menurut Liliweri dalam Evelyn, et. Al (2019), rasisme merupakan suatu ideologi yang menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior daripada kelompok maupun etnik lain. Selain itu, stereotipe merupakan suatu evaluasi atau penilaian yang kita berikan kepada seseorang seperti hal yang negatif maupun sifat yang negatif karena anggota tersebut tergabung dalam suatu kelompok tertentu.

Teori Marxisme dari Karl Marx menjadi bentuk penolakannya terhadap sistem kapitalisme yang menyebabkan adanya pembagian kelas antara kelas atas dan kelas bawah (Magnis Suseno dalam Kusumastuti, et. Al., 2017).

Pada pembahasan kita kali ini, saya akan menggunakan tiga teori yaitu rasisme, stereotipe, dan marxisme. Ketiga teori tersebut saling terhubung dalam menganalisis film “Ngenest” dan “Crazy Rich Asians”. Saya juga akan menggunakan analisis teks dan visual untuk menganalisis isi dari film tersebut.

tangakapan layar pribadi
tangakapan layar pribadi

Pada adegan di film Ngenest, Ernest kecil sudah terbiasa dengan ejekan yang diberikan oleh teman-temannya. Mereka biasanya mengejek Ernest dengan kata-kata “dasar cina!” atau “matanya sipit banget”, sehingga Ernest kecil sudah terbiasa dengan ejekan-ejekan tersebut.

Tidak hanya sampai disitu, Ernest sering mendapatkan bullying hingga ia beranjak dewasa. Namun, ia tidak menanggapi bullyan tersebut.

tangkapan layar pribadi
tangkapan layar pribadi

Ketika Ernest memasuki dunia perkuliahan, ia tidak sengaja bertemu dengan Meira di kota Bandung. Ernest bercita-cita ingin memiliki kekasih seorang pribumi pun sangat senang dengan keberadaan Meira disampingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun