Mohon tunggu...
Vinka Daniyah S 18190036
Vinka Daniyah S 18190036 Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Siapapun bisa Apapun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Viral, Seorang Ibu Menurunkan Anaknya di Pinggir Jalan? Bagaimana pendapatmu?

1 April 2019   19:00 Diperbarui: 8 April 2019   14:57 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: topikunik.com

Diambil dari sebuah cuplikan video seorang ibu yang terlihat menurunkan anaknya di pinggir jalan 

Dalam seminggu ini, warga net di kagetkan dengan adanya berita seorang ibu yang menurunkan putrinya dari mobil di pinggir jalan, di daerah Malang. Dalam cuplikan video tersebut, kita tahu memang seorang ibu telah menurunkan putrinya dengan paksa. Dan saat putrinya menginginkan untuk kembali masuk ke mobil, ibunya menarik pintu mobil dan mendorong putrinya tersebut. Memang secara dlohir, setiap orang yang melihat video tersebut pasti membatin betapa teganya seorang ibu memperlakukan putrinya sedemikian. Tidak sedikit pula komentar-komentar dari netizen yang berkata kotor guna mengomen ibu tersebut. Dalam cuplikan video tersebut, dalam keadaan marah, ibu tersebut memang seperti kehilangan kendali. 

Lalu, tindakan apa yang harus kita lakukan? 

Kawan, marilah kita pandang suatu hal dari sisi positifnya. Jangan jadi sumbu berminyak yang gampang tersulut oleh api meski ia kecil. Dalam pembahasan artikel saya yang sebelumnya, saya pernah membahas bahwa ibu adalah guru bimbingan dan konseling kita yang pertama. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Seorang ibu memiliki cara yang beda-beda dalam mendidik anak-anaknya. 

Benarkah ibu memiliki porsi masing-masing dalam mendidik anaknya?

Kawan, sekali lagi marilah kita pandang suatu hal secara matang dan jernih dengan pikiran yang positif. Bisa jadi ibu tersebut memang memberi hukuman supaya putrinya jerah dan tidak akan mengulang kesalahan lagi. Sedikit cerita, saya juga pernah dihukum karena ketahuan berbohong. Pada saat itu saya (saat kecil) sedang bermain di rumah teman. Akan tetapi sendal saya dimasukkan ke dalam rumah teman saya itu. Hingga ibu saya ketakutan mencari saya yang dikira hilang pada saat itu. Akhirnya, saat saya ketemu dan dibawa pulang dari rumah teman saya itu, saya ditakuti bahwa orang yang berbohong dihukum dengan hukuman akan dimasukkan penjara. Haha. Waktu itu saya yaa percaya. Sambil nangis saya memohon maaf ke ibu saya. Ada satu cerita lagi. Gapapa lah yaa banyak cerita hehe. Adik saya yang masih kelas 1 SD salah dalam memilih teman. Hingga dia menemukan dan mengucapkan kosa kata kotor yang biasanya diucapkan oleh orang dewasa. Tanpa berpikir panjang, ibu saya langsung mengambil sendok yang telah diolesi sambal dan dipolesin di bibir adek saya. Secara adek saya langsung kapok dan berjanji tidak akan mengulangi hal yang sama. Jadi kawan, seorang ibu pasti tahu bagaimana langkah-langkah yang harus ia ambil, seberapa perlakuan yang harus ia berikan kepada anak-anaknya. Seorang ibu pasti sudah tahu betul itu. Pasti sudah tahu seberapa porsi yang pas untuk mendidik anaknya sesuai kebutuhan dan kondisi anaknya. Sedangkan yang berada dalam cuplikan video tersebut biarlah begitu adanya. Biarlah mentah seperti meski tanpa usul yang jelas. Dan kita, perbanyaklah husnudzon, berprasangka baik. Karena semakin kita suudzon, hasut, bahkan hingga rasa dengki tersebut keluar dari mulut kita, menjadi ucapan-ucapan yang jelek, hal semacam itu malah memperburuk kondisi hati kita dan malah menambah penyakit-penyakit hati yang sulit diobati. Cukup dengan husnudzon atau berprasangka baik, Insya Allah hidup kita akan lebih tenang dan tentram. Karena suudzon atau berprasangka buruk itu selamanya tiada manfaatnya. Teruntuk calon ibu di esok hari, marilah kita latih hati dan raga kita demi kehidupan keluarga kita nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun