Mohon tunggu...
Varani Vinindya
Varani Vinindya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Woman

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Healing Sembari Melihat Sunrise di Gunung Bromo

7 Januari 2022   01:50 Diperbarui: 7 Januari 2022   02:05 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kita ke Malang aja yuk, nanti nginepnya di rumah temen mama, dari pada di rumah doang” ujar Ibu Lenny. Libur semeseter waktu itu mama mengajak keluarga kami untuk pergi ke Malang, pada saat itu sebenarnya saya tidak terlalu tahu tempat wisata yang menarik di Kota Malang. Namun karena saya dan adik saya tidak ada ide destinasi kota lain yang ingin saya kunjungi pada saat itu kami semua langsung menyetujuinya. Perjalanan menuju Malang tidak terlalu melelahkan karena kami berhenti dahulu di Yogyakarta untuk beristirahat. Sesampainya di Malang kami menginap di rumah teman mama dan kami langsung tidur karena waktu sudah menunjukkan pukul satu malam.

Keesokan paginya saat kami sedang bersantai di ruang tamu tiba-tiba mama bilang “Ke Gunung Bromo aja yuk” “Ke Gunung Bromo ngapain?’’ Tanya adik saya “Liat sunrise biar ga stress” dipikiranku saat itu kami bisa melihat sunrise di gunung bromo tanpa harus mendaki ternyata itu semua salah. “Bangunnya jam setengah tiga ya biar ga telat liat sunrisenya” ujar mama dan mendengar hal itu saya langsung menyetel alarm pukul 1.45 biar tidak telat bangun tidurnya. Saya terbangun mendengar alarm yang sudah disetel pukul 1.45 tapi saat itu saya masih sangat mengantuk jadi saya melanjutkan tidur lagi dan akhirnya mama membangunkan saya dan saya langsung cuci muka dan sakit gigi agar badan lebih fresh. 

Setelah semunya selesai bersiap-siap dan tidak lupa kami membawa sweater dan juga jaket karena yang kami lihat di internet dan juga kata teman mama Gunung Bromo itu sangat dingin. Kami punbergegas pergi agar tidak melewatkan sunrise di Gunung Bromo. Perjalanan menuju Gunung Bromo mudah diakses dan dari rumah juga tidak terlalu jauh dari rumah teman mama. Sesampainya di pemukiman Gunung Bromo kami singgah terlebih dahulu ke warung untuk mengisi perut kami yang sudah berbunyi karena kami belum sempat sarapan. 

Tiket untuk memasuki wisata Gunung Bromo terbilang murah yaitu sekitar Rp 30.000,00 untuk warga lokal dan untuk wisatawan luar negri perlu membayar tiket sekitar Rp 200.000,00 - Rp 300.000,00 tergantung hari berkunjung. Sesampainya disana kita langsung menyewa jeep untuk mencapai tujuan, namun untuk melihat sunrise kita perlu trekking untuk mendapatkan spot yang bagus untuk melihat sunrise. Saat trekking kami harus berhati-hati karena jalanannya yang tidak terlalu bagus, gelap, dan banyak sekali kotoran kuda. Selain itu banyak orang yang menawarkan kudanya kepada para wisatawan, “Neng mau naik kuda saya ga biar cepet nyampe” ujar pemilik kuda tersebut yang langsung saya tolak pada saat itu. Saat saya menoleh kebelakang saya melihat mama saya sedang berbicara denga orang yang menyewakan kudanya. Melihat itu saya langsung menggoda mama saya “Ih mama cupu banget naik kuda” ujar saya “Ya kan mama ga kuat jantung, dah” ujarnya sambil menunggangi kudanya dan mendahului saya. 

Sesampainya di atas udara semakin dingin dan membuat tangan saya kebas bahkan bibir saya sampai biru. Melihat banyaknya orang yang sudah berdatangan dan memilih spot untuk melihat sunrise kami pun langsung memilih spot yag bagus untuk melihat sunrise, sambil menunggu munculnya matahari saya mulai mengabadikan momen dengan berfoto dan juga membuat time-lapse sampai matahari muncul. Namun karena kabut terlalu lebat matahari tidak terlalu kelihatan. Walaupun begitu hasil jerih payah trekking saya tetap terbayarkan karena melihat pemandangan yang indah, dan banyak sekali bunga edelweiss yang tumbuh pada saat itu yang memperindah pemandangan. 

s-12697624gunung-61d736dcf1ab841a6725b5e2.jpg
s-12697624gunung-61d736dcf1ab841a6725b5e2.jpg
Setelah melihat sunrise kami melanjutkan perjalan kami ke Savana Teletubbies Bromo yang tidak kalah bagus dari pemandangan sebelumnya. Dengan hamparan rumput yang sangat hijau dan juga rumput ilalang membuat kita seperti berada di bukit teletubbies. Kita bisa melakukan berbagai macam aktivitas seperti menunggang kuda poni, fotografi, camping maupun  bermain game outbond. Kami pun melanjutkan perjalanan kami ke pasir berbisik menggunakan jeep yang tadi kami sewakarena. “Ini tempatnya dinamain pasir berbisik karena kalau angin tertiup kencang, deru angin akan membawa butiran-butiran pasir jadi nanti seperti ada suara seperti bisikan-bisikan yang menambah keunikan alam kawasan ini. 

s-12697626-61d73735f1ab84654477a394.jpg
s-12697626-61d73735f1ab84654477a394.jpg
Destinasi yang terakhir adalah mendaki kawah Gunung Bromo sudah ada tangga namun sangat terjal jadi tetap harus berhati-hati. Sesampainya di atas saya melihat banyak sekali orang, dan pada saat itu saya taku terjatuh karena banyak sekali orang yang datang, maka karena itu saya hanya sebentar saja di atas sana dan langsung turun. Kami pun mengakhiri perjalanan kami dengan memakan bakso ditemani oleh suara-suara kuda yang berkeliaran di Gunung Bromo, dan setelah itu kami pun pulang ke rumah teman mama untuk beristirahat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun