Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hidup Sudah Kembali Normal, Apakah Covid-19 Konspirasi?

10 Maret 2022   23:46 Diperbarui: 10 Maret 2022   23:49 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menko Investasi dan Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan bahwa sekarang segala sesuatu sedang diarahkan menuju kenormalan kembali. Mulai dari kereta, pertandingan bola, sampai boleh jalan-jalan lagi. Mantab jiwa!

Tapi, di sisi lain, banyak orang yang malah jadi semakin yakin bahwa Covid-19 ini akal-akalan saja. Ketika perut para kapitalis sudah penuh dengan pundi-pundi uang, mereka tarik segala sesuatu tentang Covid ini.

Tapi benarkah demikian?

Belajar dari Sejarah

Tahun 1918-1921,  pandemi Flu Spanyol yang sampai "menghentikan" perang dunia pertama terjadi. Selama 3 tahun, hampir 50-an Juta orang terbunuh. Pandemi ini berjalan sangat ganas dan menyebar hingga ke seluruh dunia. Tetapi, eh tetapi, tiga tahun hingga empat tahun semenjak kemunculan pertamanya, virus ini seakan menghilang.

Tetapi benarkah menghilang? Kalau kita lihat, sebenarnya tidak! Virus flu spanyol sebenarnya adalah virus H1N1. Familiar ya dengan kode nuklir satu ini? Ya, virus H1N1 adalah virus yang juga menyebabkan flu babi. Saudara dekatnya, virus H5N1, adalah virus yang menyebabkan flu burung.

Nah, kalau virusnya sudah ada, kok label pandeminya dicabut? Iya. Hal itu bisa terjadi, karena telah tercapai kekebalan secara komunal yang terjadi dalam masyarakat. Ketika kekebalan komunal sudah terjadi, ya pandemi akan berakhir secara berangsur-angsur. 

Salah satu indikator lain yang menyebabkan pandemi bisa dicabut adalah ketika gejala yang ditimbulkan sudah tidak se-lethal sebelumnya. Hal ini bisa disebabkan karena tingkat vaksinasi yang tinggi (seperti yang terjadi pada wabah cacar dan polio), atau karena telah ditemukan penanganan yang sesuai untuk virus jenis tersebut. Penanganan ini bisa berupa obat-obatan ataupun cara perawatan ketika terjangkit.

Kembali ke Covid-19

Kalau kita lihat pola-polanya, virus Covid-19 pun sudah mencapai fase gejala yang sudah berkurang letalitasnya. Lihat saja, ketika orang terkena Omicron, kebanyakan hanya menjadi lelah, batuk-pilek, dan demam. Gejala yang kurang lebih mirip dengan Influenza.

Di sisi yang lain pula, kita telah mencapai cakupan vaksinasi yang cukup besar. Hal ini ditambah juga dengan orang yang telah terinfeksi dengan virus tersebut. Perlu diingat, ketika seseorang terinfeksi dengan suatu virus, maka secara otomatis, sistem pertahanan tubuh akan mengingat cara melawan virus tersebut. Mekanisme tersebut dikenal dengan mekanisme antibodi.

Maka, sebenarnya sekarang ini, kita sudah berada di ujung dari pandemi Covid-19 bukan karena unsur konspirasi. Melainkan karena sains bekerja dalam kasus pandemi ini. 

Apalagi, dengan perkembangan teknologi kedokteran yang sudah luar biasa, kita sudah berada di ujung dari pencarian akan obat Covid-19 ini. Kalau obat sudah ditemukan, kemungkinan besar WHO akan benar-benar mencabut label "pandemi" dari wabah yang telah mengubah hidup kita selama kurang lebih 2 tahun ini. 

EPILOG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun