Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Game Changer dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 Maret 2022   21:00 Diperbarui: 2 Maret 2022   21:01 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Sudah seminggu semenjak serangan pertama Rusia ke Ukraina pada 23 Februari 2022. Sanksi telah dijatuhkan dan banyak negara yang sudah bereaksi. Bahkan PBB sampai menggelar pertemuan khusus untuk membahas kasus ini.

Apakah selesai? Sampai saat ini, baru ada pertemuan-pertemuan saja. Akan tetapi, invasi untuk merebut Kiev tetap berlanjut. 

Kalau USA sudah tidak menghentikan Rusia dengan sanksi ekonominya, kira-kira apa yang bisa menghentikan invasi Rusia ke Ukraina ini? Siapakah yang bisa menjadi Game Changer dalam konflik yang digadang-gadang menjadi pemicu perang dunia ke 3 ini?

1. Swiss

Dilansir dari berbagai sumber, Swiss ikut dengan EU dalam menjatuhkan sanksi pada Rusia. Hal ini dinilai sebagai sebuah langkah yang akan men-skak Rusia secara ekonomi. Secara, Swiss selama ini berada dalam posisi netral dan menyimpan harta dari berbagai politikus dan oligarki di seluruh dunia. 

Ikut campurnya Swiss dalam sanksi terhadap Rusia ini bisa menjadi pukulan yang sangat telak. Karena ada sekitar 11 Miliar USD yang disimpan oleh para oligarki dan juga politisi Rusia di bank Swiss. Sanksi Swiss juga berdampak pada hancurnya nilai Rubel Rusia. Hancurnya ekonomi di suatu negara secara tidak langsung akan mengancam posisi politik dari pemimpin negara tersebut. 

Jika Putin tidak mau digulingkan, maka sepertinya damai adalah jalan yang lebih baik. Kira-kira begitulah pesan yang disampaikan oleh Swiss dalam rangka ikut campurnya negara netral ini.

2. Cryptocurrency

Siapa yang bilang kalau teknologi tidak bisa menjadi Game Changer dalam suatu peperangan. Pada zaman dahulu, memang semua aset akan hancur ketika sebuah mata uang hancur, tetapi jika Rusia cukup cerdik, Cryptocurrency bisa menjadi solusi dalam menghadapi sanksi ekonomi.

Alasannya sederhana, karena prinsip desentralisasi dalam Crypto memang menjamin adanya hak untuk setiap orang terlepas dari kepentingan politiknya untuk memiliki aset. Prinsip desentralisasi inilah yang menjadi landasan dari CZ dan berbagai bos exchange lainnya untuk tidak ikut campur dalam konflik ini. Bahkan, nilai BTC, meskipun sempat ambrol di awal invasi, telah naik hingga mencapai 13%. Diprediksi, para oligarki Rusia sudah mulai mengamankan aset mereka dalam Cryptocurrency. 

Kalau begini, kemungkinan perang bisa saja menjadi jauh lebih lama berlangsung dan Rusia akan terus meneruskan agresinya hingga Ukraina menjadi sejarah. Atau setidaknya, hingga Ukraina menyetujui keinginan Rusia untuk terus menjadi bumper state antara Eropa barat dan timur

3. China

Seperti yang banyak orang ketahui dan khawatirkan, China dapat menjadi game changer dalam konflik ini. Posisi China sendiri pada saat ini tetap netral, tetapi condong untuk mendukung Rusia. Hal ini wajar, karena China sedang berusaha menanamkan kukunya di kancah perpolitikan global lewat invasi ekonomi proyek OBOR. 

Namun, bukan tidak mungkin, jikalau China akan bertindak ketika Amerika mulai keterlaluan. Secara di atas kertas, China memang masih berada di bawah Amerika, namun China memiliki kekuatan yang sudah bisa menyeimbangi Amerika. Jikalau bantuan secara militer dinilai kurang menguntungkan bagi China, bukan tidak mungkin, bantuan yang diberikan berupa pinjaman utang luar negeri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun