Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Net-Zero Emissions, Cara Hidup Baru Anti Polusi

20 Oktober 2021   20:34 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:08 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
More companies pledge 'net-zero' emissions to fight climate change, but what does that really mean? (theconversation.com) 

Dunia ini sudah semakin rusak dari hari ke harinya. Emisi yang ditimbulkan manusia semakin merajalela dan juga mengotori atmosfer kita. Dilansir dari situs resmi Kementrian LHK, Indonesia bersama dengan negara-negara lain di dunia telah bersama-sama menandatangani Conference of Parties (COP) 15 tahun 2009 dan diperkuat lewat dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) untuk bersama-sama menurunkan emisi sebesar 834 juta ton CO2 pada target unconditional dan sebesar 1.081 juta ton CO2 pada target conditional. 

Tentunya hal ini bukanlah hal sederhana yang dapat kita lakukan dalam satu atau dua hari. Juga hal ini bukanlah sebuah masalah yang dapat diselesaikan oleh Kementrian LHK maupun pemerintah Indonesia sendiri. Melainkan hal ini adalah sebuah masalah yang harus diselesaikan secara bersama-sama, baik dari pihak stakeholder seperti pemerintah maupun masyarakat. 

Lalu Apa yang Bisa Kita Lakukan?

shutterstock_235491067-800x450.jpg (800×450) (euractiv.com) 
shutterstock_235491067-800x450.jpg (800×450) (euractiv.com) 

Tidak lain dan tidak bukan adalah memulai gaya hidup Net-Zero Emissions, gaya hidup baru yang bebas dari polusi. Gaya hidup Net-Zero Emissions sendiri sering diasosiakan dengan mengurangi emisi dari segala sektor kehidupan. Mulai dari energi, pangan, transportasi, bahkan hingga hal-hal yang kita kira tidak menghasilkan emisi seperti pakaian. 

Gaya hidup ini mungkin terdengar mustahil, karena setiap mahluk yang melakukan pembakaran energi menggunakan O2 akan menghasilkan CO2 sebagai hasil sisanya. Akan tetapi, bukan tidak mungkin menerapkan gaya hidup Net-Zero Emissions. Ketika CO2 yang dihasilkan sudah sebanding atau bahkan lebih kecil dari kapasitas alam untuk menyerap CO2, maka gaya hidup Net-Zero Emissions telah tercapai. Lagipula, sudah banyak orang yang mengadopsi gaya hidup Net-Zero Emissions dan mengkombinasikannya dengan gaya hidup lainnya seperti Veganisme.

Lalu Bagaimana Caranya Menjalankan Gaya Hidup Net-Zero Emissions?

Bersepeda, salah satu kiat mengurangi emisi. Dokumentasi Pribadi
Bersepeda, salah satu kiat mengurangi emisi. Dokumentasi Pribadi

Banyak cara sederhana yang bisa dipakai untuk mendukung kegiatan Net-Zero Emissions ini. Di bidang pangan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kita bisa mengadopsi gaya hidup Veganisme. Mengapa harus Veganisme? Karena dengan mengurangi konsumsi produk hewani dalam jumlah besar, kita secara tidak langsung juga akan mengurangi volume penjualan peternakan. 

Ketika permintaan menurun, maka produsen pun akan berusaha mengimbangi dengan mengurangi produksi sehingga harga tetap stabil. Logika sehatnya, jikalau memang produksi dari peternakan dan produsen olahan produk hewani menurun, maka emisi yang dihasilkan dari proses peternakan akan menurun pula. Emisi dari peternakan adalah salah satu unsur emisi yang mendominasi gas rumah kaca di atmosfer kita.

Di sisi lain, jikalau Veganisme dianggap terlalu berat, kita bisa beralih dengan mengurangi penggunaan energi yang berasal dari sumber-sumber yang "kotor". Kita bisa mulai melakukan instalasi panel surya di rumah kita untuk membantu konsumsi energi listrik kita supaya jauh "lebih bersih". Serta kita bisa mulai mematikan semua lampu serta melepas terminal sebelum tidur. 

Serta, kita bisa memulai untuk tidak menggunakan pakaian yang tidak memerhatikan dampak lingkungan selama proses produksinya. Dengan kata lain, menggunakan pakaian yang menerapkan prinsip sustainable clothing atau eco-fashion. Dan di bidang transportasi, kita bisa mulai mengurangi kendaraan bermotor untuk tempat-tempat yang tidak terlalu jauh. Mulailah berjalan kaki atau bersepeda, selain mengurangi emisi, juga menyehatkan. 

Di samping mengurangi emisi lewat perbuatan kita, kita bisa memulai berkebun dan membuat daerah serapan air di halaman atau bagian rumah kita. Dengan berkebun, kita secara tidak langsung menambah jumlah tanaman yang akan menyerap CO2 yang kita hasilkan. Dan dengan membuat daerah serapan air, kita juga berkontribusi lebih dalam memelihara air tanah, yang pastinya bisa digunakan oleh tanaman di tempat lain. 

Apa Tantangan Net-Zero Emissions?

Tentu saja, tantangan yang paling utama adalah menyatukan pemikiran antara masyarakat dengan masyarakat lainnya, masyarakat dengan pemerintah, dan pemerintah dengan pihak-pihak terkait yang memiliki andil dalam menyukseskan Net-Zero Emissions. 

Selain masalah koordinasi, kita juga memiliki banyak masalah seperti adanya kemungkinan biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan transisi dari teknologi yang menghasilkan emisi dalam jumlah banyak ke teknologi yang jauh memproduksi lebih sedikit emisi. Belum lagi, masalah pembalakan liar, kebakaran hutan, dan juga meningkatnya industrialisasi serta krisis energi semakin menambah tantangan kita untuk menyukseskan Net-Zero Emissions. 

Namun sekali lagi, adanya tantangan bukan berarti tidak mungkin. Yang kita harus lakukan sekarang adalah mengupayakan dan terus berusaha memengaruhi lingkungan sekitar kita untuk mendukung gerakan Net-Zero Emissions. Karena jikalau kita tidak berusaha menggerakan orang banyak untuk ikut serta, Net-Zero Emissions mungkin baru bisa terlaksana dalam jangka waktu yang sangat panjang. Dan ketika waktu itu datang, mungkin kita sudah terlambat untuk menjalankan Net-Zero Emissions. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun