Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hanya Gua yang Boleh Sakitin Adik Gua

13 April 2021   07:54 Diperbarui: 13 April 2021   07:57 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Siapa sih yang gak kesel ketika adiknya disakitin sama orang lain? Pastinya gak ada kan. Tapi siapa yang gak pernah puas untuk bersaing, berdebat, bertengkar, dan menyakiti adik sendiri? Pastinya kita semua hahahhaha.

Ya, fenomena aneh ini mungkin sudah jadi penyakit kita ya dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita punya saudara, saudara kita akan menjadi rival terbesar dan saingan terbesar kita dalam keluarga. Makanya, naluri buas kita sepertinya secara alamiah langsung keluar dan memancing kita untuk menyakiti adik kita sendiri.

Sebenarnya apakah baik menyakiti adik kita sendiri? Tentu saja jawabannya tidak. Akan tetapi, banyak sekali dari kita yang memang tidak pernah diajarkan bagaimana cara meluapkan rasa sayang kepada adik kita. Maka, secara alamiah, menyakiti adik kita untuk sekedar "mendidik" ataupun "mengajarinya" sesuatu adalah cara yang kita keluarkan sebagai ungkapan rasa sayang. 

Meskipun merupakan suatu cara yang tidak baik, sepertinya kita semua setuju, bahwa ini adalah cara kita untuk mempererat hubungan dengan adik kita. Dalam banyak hal, kita memang bisa menyelesaikan permasalahan dengan adik kita dengan cara-cara yang memicu pertikaian. Akan tetapi, dari satu pertikaian klimaks, biasanya akan keluar hasil-hasil sebagai resolusi dari permasalahan kita dengan adik kita. Mungkin ini adalah cara alam untuk tetap menjaga adanya sibling rivalry di antara kita dengan adik kita.

Karena, alam mungkin lebih tahu, kalau sibling rivalry adalah salah satu cara kita untuk terus mendapatkan motivasi kehidupan. Jikalau adik kita atau kakak kita lebih sukses, pastinya diri kita akan terpicu untuk melampaui mereka. Melampaui pencapaian mereka saja sebenarnya adalah suatu cara yang "menyakiti" adik atau kakak kita. Akan tetapi, cara-cara yang memicu pertikaian ini malah menjadi suatu resolusi dari permasalahan-permasalahan lain, kemiskinan dan kehilangan motivasi contohnya.

Maka, jikalau kita menyakiti adik atau kakak kita sendiri, menurut saya pribadi, itu bukanlah suatu cara yang salah untuk menyalurkan kasih sayang kita. Karena sesungguhnya, rival adalah kawan yang saling bersaing untuk mencapai suatu pencapaian yang lebih tinggi bersama-sama. Maka ketika kita mendapatkan rival yang merupakan saudara kita sendiri, melakukan "kekejaman" dan "menyakiti" mereka adalah cara yang sangat baik untuk menjaga rivalitas di antara saudara. 

Maka kalau ditanya apa sebenarnya akar dari naluri buas kita untuk menyakiti saudara kita sendiri? Jawabannya adalah kondisi alami kita untuk terus bersaing dengan saudara kita sendiri, demi mencapai pencapaian bersama yang lebih baik. Jikalau pada masa kecil, kita menyakiti adik dan kakak kita dengan bertengkar, maka di masa dewasa, kita harus menyakiti mereka dengan pencapaian-pencapaian kita sehingga satu sama lain bisa terus terpiocu untuk maju dan berkembang. 

Sibling rivalry is not a sin, it's a gift for all of us 

Karawang, 13 April 2021
Di Dalam Kamar Berpikir

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun