Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia Adalah Budak Masa Lalu

10 April 2021   11:44 Diperbarui: 10 April 2021   11:53 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebelum masuk ke dalam cerita dan uraian-uraian cerita saya, mending baca dulu yuk percakapan singkat ini. Percakapan ini hanyalah dibuat demi kepentingan artikel ini dan tidak dibuat demi kepentingan apapun. Semua nama yang ada di dalam artikel ini adalah nama fiksi namun pasaran (ya biar familiar aja gitu intinya).

Budi (bukan nama sebenarnya): "Ih jangan ditemenin, si anu mah homo!"

Budi (bukan nama sebenarnya: "Ih jangan ditemenin, si anu mah islamophobic! Masa bisa-bisanya ya ada orang yang anti agama kaya dia begitu. Ih amit-amit deh gua mah. Gak layak banget orang-orang kaya dia ditemenin."

Andi (bukan nama sebenarnya): "Lah lu sendiri juga ga layak ditemenin doong?! Lu punya trust issue sama semua orang!"

Pernah menemukan orang seperti yang disebutkan oleh Budi atau Andi? Lalu apa tanggapan anda pertama kali ketika menemukan orang seperti itu? Kabur? Kesal sehingga mau njotos?! Atau malah kasihan?

Apapun respon dan tanggapan anda, saya cuma mau bilang kalau mereka sebenarnya adalah budak dari masa lalu mereka. Begitupun anda.

Manusia segila dan sehebat apapun, dia tetaplah budak masa lalunya. Setiap gerak gerik, pandangan hidup, bahkan segala caranya untuk merespon alam dan lingkungan sekitarnya selalu berorientasi pada apa yang dia alami di masa lalu. Simpelnya, orang yang takut kepada anjing, kemungkinan pernah digigit anjing atau memang dibesarkan di keluarga yang takut anjing (hal ini juga berlaku bagi temen yang kelakuannya mirip doggy). 

Kasarnya, semua manusia di dunia ini sebenarnya tidak pernah benar-benar hidup pada masa kini. Mereka selalu memandang dan bertindak berdasarkan apa yang sudah mereka pernah lakukan ataupun mereka terima. Kejadian-kejadian tersebut bisa saja berupa pengalam pribadi, ataupun pengalaman orang lain yang ditanamkan ke dalam benak dan pikiran anda, contohnya ajaran orang tua serta pegangan moral orang tua anda yang diajarkan sedari kecil.

Apapun yang anda lakukan di hari sekarang sebenarnya adalah output dari akumulasi pengalaman-pengalaman yang telah ditanamkan di diri anda. Sebagai contoh, anda akan memerlakukan orang yang pernah jahat dengan anda dengan sikap dingin atau lebih dingin daripada orang yang selalu memberikan anda hadiah. Atau anda akan jauh lebih mengasihi serta menghormati orang yang bertindak sesuai dengan aturan moral yang anda anut daripada orang yang bertindak jauh dari kerangka moral yang anda anut.

Singkatnya, sebenarnya semua manusia merupakan korban daripada kejadian masa lalunya. Entah masa lalu itu baik ataupun buruk. Sehebat dan sebijak apapun manusia, pastinya mereka selalu memiliki acuan tertentu, dan ketika mereka mengacu pada acuan tersebut, mereka akan menjadi budak dan korban masa lalunya.

Maka jikalau anda menemui kasus-kasus di masyarakat yang terkesan bertentangan dengan nilai-nilai moral yang anda anut, ketahuilah bahwa anda dan dirinya sebenarnya hidup dengan acuan masa lalu yang berbeda. Anda hidup sebagai budak masa lalu anda dan bergerak serta berorientasi kepada masa lalu anda, sedangkan mereka hidup sebagai budak dari masa lalu masing-masing dan bergerak sesuai dengan orientasi masing-masing pula. Setiap orang yang anda temui dan anda baca artikelnya pada hari ini hidup dengan kerangka berpikir dan pengalaman hidup yang berbeda pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun