Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menyakiti Orang Lain adalah Cara Menyakiti Diri Paling Ampuh

25 Februari 2021   17:39 Diperbarui: 25 Februari 2021   17:58 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Marah, Iri, Merasa terganggu posisi yang sekarang ada, seringkali membawa kita untuk berpikir menyakiti mahluk lain. Membully, melakukan kejahatan kepada mereka, memiskinkan mereka, menggagalkan rencana mereka dan banyak lagi hal yang bisa kita lakukan. Tapi apakah kita pernah berpikir siapa yang paling tersakiti dalam kegiatan tersebut?

Tidak lain dan tidak bukan, jawabannya adalah diri sendiri. Seperti judul artikel ini, menyakiti orang lain adalah cara menyakiti diri yang paling ampuh dan paling tepat sasaran. Menyakiti orang lain hanya akan membawa kita kepada penderitaan yang paling dalam yang hanya bisa dirasakan oleh manusia, bersalah.

"Ah tapi saya pernah berbuat jahat gak merasa bersalah tuh". Mungkin belum, sahabat. Belum.

Rasa bersalah bukanlah efek langsung yang dapat dirasakan seseorang setelah mereka menyakiti orang lain, tetapi ini adalah efek samping secara akumulatif. Mengapa akumulatif ? Karena selama perjalanan menyakiti orang lain pasti kita akan melakukan kejahatan lebih dari satu kali dan puncaknya adalah ketika kegiatan jahat kita terlaksana. Selama perjalanan menyakiti orang lain, kita akan berpikir dengan kejahatan, merancangkan segala jenis kejahatan-kejahatan yang secara sadar ataupun tidak dilakukan oleh pikiran kita, serta mungkin saja mengucapkan hal-hal jahat hingga akhirnya berakhir dengan perbuatan jahat.

Sehingga, rasa bersalah dengan penyesalan akan datang terakhir, jauh setelah kita melakukan perbuatan jahat tersebut. Mengapa demikian? Karena pada saat fase-fase awal, seringkali kita tidak memiliki cukup kekuatan untuk mengundang penyesalan tersebut tumbuh dan timbul dalam hidup kita. Sehingga, ketika kekuatan yang dihimpun telah cukup, ada 2 hal yang telah siap diledakan, yaitu kejahatan yang kita rancangkan serta penyesalan.

Melihat pada proses itu, kita bisa menarik kesimpulan bahwa salah satu pasti akan ada yang meledak jauh lebih dulu daripada yang lainnya. Hal ini pun pada akhirnya akan dimulai oleh perlakuan jahat kita barulah penyesalan kita meledak.

Mari kita pikirkanlah sekarang, bukankah semua itu adalah perbuatan kejahatan? Bukankah semua itu akumulatif? Bukankah itu semua adalah sesuatu yang sebenarnya kita pelihara dari kecil hingga akhirnya menjadi besar?

Lalu bagaimana jikalau kita tidak merasakan penyesalan tersebut?

Tidak ada orang yang pergi yang tidak tahu jalan pulang ke rumahnya, sekalipun ia membutuhkan waktu lama untuk kembali. Hal ini pun berlaku kepada kejahatan yang telah kita lepaskan. Kejahatan yang telah anda lepaskan bukannya hilang tanpa jejak ataupun hilang tak tahu kemana. Energi yang anda lepaskan, entah itu positif ataupun negatif akan kembali kepada anda sendiri. Ingat, menurut fisika, energi adalah suatu hal yang kekal.Oleh sebab itu, tidak mungkin ia tidak akan kembali kepada anda sebagai suatu hal yang sama seperti yang telah anda lepaskan.

Maka tidaklah salah jikalau saya bilang bahwa menyakiti orang lain adalah cara untuk menyakiti diri yang paling ampuh. Entah apapun hasilnya nanti, tetap saja kita akan mendapatkan efeknya. Beberapa bisa instan seperti dipenjara atau mungkin dimusuhi oleh masyarakat, ataupun dalam hal-hal lain seperti perbuatan jahat yang anda dapatkan di masa depan ataupun penyesalan dalam kehidupan. Apapun itu, kapanpun itu, yakinlah bahwa berbuat jahat hanya akan membawa anda kembali kepada apa yang telah anda lakukan di masa lalu.

Di samping semua hal yang saya katakan di atas, ada pula satu hal lagi yaitu rasa takut. Entah apapun yang kita dapatkan setelah melakukan kejahatan, entah itu rasa puas yang sementara, ataupun hal-hal lainnya, kita akan mendapatkan satu hal yang pasti yaitu rasa takut. Entah itu takut untuk ketahuan, takut untuk ditangkap oleh aparat, ataupun takut kepada karma yang akan mendatangi kita lagi. Rasa takut adalah suatu hal yang pasti dan tidak akan pernah luput ketika kita melakukan suatu kejahatan.

Menjadi orang baik bukanlah pilihan tetapi kewajiban, tetapi menjadi orang jahat adalah sebuah pilihan yang dapat anda kendalikan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun