Corona virus disease 2019 merupakan penyakit baru yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 atau Severe acute respiratory syndrome Corona virus 2. Virus yang menyerupai virus peyebab SARS ini dikenal berbahaya bagi orang dengan usia lanjut, namun demikian semua orang memiliki risiko tertular yang sama.Â
Virus ini menyebar melalui droplet atau tetesan air yang terbawa angin. WHO pada tanggal 9 Juli 2020 mempublikasikan suatu temuan mengejutkan bahwa virus ini mampu menyebar melalui udara atau dikenal dengan airborne. Di Indonesia sendiri kasus positif terus bertambah dan belum ada tanda-tanda jumlah ini akan berkurang.
Upaya pencegahan COVID-19 dapat dilakukan dengan cukup mudah, namun memang butuh disiplin yang tinggi. Pencegahan dapat dimulai dari diri seseorang seperti makan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup sehingga daya tahan tubuh tetap terjaga. Memakai alat perlindungan diri seperti masker adalah wajib terutama pada saat keluar ruangan.Â
Memakai masker bukan ditujukan untuk melindungi diri sendiri, namun untuk melindungi orang lain jika ternyata seseorang tertular namun tidak menunjukkan gejala. Bentuk perlindungan sederhana lainnya terangkum dalam PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu poin penting dalam PHBS adalah melakukan cuci tangan dengan 6 langkah. Upaya-upaya ini harus diterapkan oleh semua orang maka dari itu edukasi merupakan hal penting yang perlu dilakukan.
Di UNS sendiri KKN pada masa COVID-19 tetap dilakukan dengan tujuan membantu masyarakat di daerah tempat mahasiswa tinggal. Sebagai contoh, seorang peserta KKN Era COVID-19, Hubertus Corrigan melakukan KKN di wilayah RT 2/RW 23, Jebres, Solo, di bawah bimbingan Bapak Dr. Sc. Agr. Rahayu S.P., M.P. pada bulan 20 Mei hingga 20 Juni silam.Â
KKN yang dilakukannya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat di wilayah tersebut. Pelaksanaan dimulai dengan menyiapkan paket yang akan dibagikan berupa hand-sanitizer, sabun cuci tangan, dan masker. Menurut pengakuannya hal ini dilakukan mengingat banyaknya orang yang harus bepergian karena memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. Pelaksanaan dilakukan kepada 20 kepala keluarga di wilayah tersebut.
Selain pembagian hand-sanitizer, masker, dan sabun cuci tangan, peserta juga melakukan edukasi kepada warga berupa PHBS dan cara mencuci tangan yang baik dan benar. Edukasi juga tidak hanya dilakukan door-to-door kepada warga. Memanfaatkan akses internet edukasi dilakukan melalui Instagram, facbook, line, dan juga whatsapp. Akses internet membuat edukasi mampu memberikan jangkauan yang lebih luas.
Dari kegiatan yang dilakukan lebih kurang 45 hari ini diharapkan masyarakat lebih mengetahui bahaya COVID-19 sehingga masyarakat senantiasa melakukan pencegahan.
