Mohon tunggu...
Vincentius Bayu Tirta
Vincentius Bayu Tirta Mohon Tunggu... Nelayan - pelajar

Tidak ada beban yang berat jika kita kuat!!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Gizi Penunjang Prestasi Atlet

29 November 2022   20:06 Diperbarui: 29 November 2022   20:17 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : jpg-indonesia.net

Dewasa ini, olahraga menjadi salah satu industri yang memiliki potensi, baik dari segi hiburan maupun kompetitif. Hal ini dilihat dari bagaimana animo masyarakat terhadap olahraga dan didukung dengan semakin banyaknya prestasi atlet nasional dalam kancah internasional, serta dukungan yang diberikan pemerintah dalam memberikan apresiasi bagi atlet berprestasi. 

Dalam meraih prestasi baik dalam kancah nasional maupun internasional, tentu para atlet perlu memberikan performa terbaik mereka dengan dukungan asupan gizi yang baik juga.

Kebutuhan gizi bagi atlet, tentu berbeda dengan orang pada umumnya. Para atlet perlu mencukupi kebutuhan, baik makronutrisi maupun mikronutrisi lebih banyak dibandingkan dengan orang pada umumnya, untuk menunjang intensitas dari aktivitas fisik mereka yang begitu tinggi. 

Di samping pemenuhan makronutrisi yang mencakup karbohidrat, protein, lemak, dan mikronutrisi yang mencakup vitamin dan mineral, seorang atlet juga perlu memperhatikan asupan cairan yang mereka konsumsi. Asupan cairan yang cukup akan menjaga kemampuan fisik dan fungsi otak sehingga performa dalam latihan maupun bertanding tidak terganggu.

Mengapa seorang atlet memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan orang pada umumnya?

Mudahnya, tubuh manusia dapat dianalogikan sebagai suatu mesin kendaraan. Mesin kendaraan dengan cc yang semakin tinggi, tentu akan menghabiskan bahan bakar yang lebih banyak. Hal ini selaras dengan bagaimana seorang atlet yang memiliki mesin kendaraan dengan cc yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang pada umumnya, yang memiliki mesin kendaraan dengan cc normal. 

Mesin dengan cc tinggi membutuhkan bahan bakar yang banyak juga agar mesin tersebut bisa berjalan dengan baik, sama halnya dengan seorang atlet yang membutuhkan nutrisi dalam makanan yang lebih besar agar dapat menunjang performa mereka. 

Sayangnya, masih banyak ditemukan atlet-atlet di Indonesia yang belum memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Manajemen gizi masih menjadi kelemahan dalam pembinaan olahraga di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebagian federasi olahraga tidak memiliki ahli nutrisi sehingga perhatian asupan gizi bagi atlet masih minim. 

Padahal pemenuhan asupan makanan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang tepat, dapat berdampak pada kondisi fisik yang akan menentukan performa mereka di lapangan. 

Ahli gizi memiliki peranan yang sangat penting dalam mengedukasi dan memberikan pedoman bagi para atlet dalam pemenuhan pola makan yang dapat menunjang mereka, baik sebelum, setelah, maupun selama pertandingan. Setiap atlet juga memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda dan bersifat personal, menyesuaikan dengan tujuan dan juga daya terima mereka terhadap suatu makanan. 

Hal tersebut menjadi tugas bagi ahli gizi dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi, dan mengevaluasi pola diet yang diterapkan pada masing-masing atlet. Ahli gizi juga me-monitoring status gizi para atlet sehingga setiap atlet dapat tetap dalam grafik yang sesuai dengan yang telah direncanakan.

Seringkali kita hanya berfokus pada hasil yang dilihat dari pertandingan yang disuguhkan dan menghakimi performa para atlet, tanpa mengingat bagaimana tahapan persiapan mereka. Pemenuhan asupan gizi menjadi sebuah tahapan dalam menyiapkan performa atlet dalam bertanding. Kurangnya ahli gizi yang memadai menjadi salah satu jawaban mengapa performa atlet di Indonesia hanya sebagian kecil yang dapat menyetarai dengan atlet-atlet di luar negeri.

Padahal, diperlukan waktu minimal 10 tahun untuk membentuk kebiasaan dan pola makan dengan gizi yang tepat untuk dapat siap dalam berkompetisi. Kebiasaan tersebut akan berdampak pada pemulihan pasca latihan yang lebih cepat, meningkatkan performa, dan menurunkan risiko cedera. 

Bagaimana mungkin kita mengharapkan para atlet untuk terus mencetak prestasi bagi Indonesia, jika dalam pemenuhan gizi mereka masih kalah dengan atlet-atlet dari negara maju yang memperhatikan dan menerapkan gizi terbaik bagi atlet mereka? Bukankah hal tersebut tidak adil bagi atlet nasional yang dalam memenuhi gizi harian mereka saja sulit?

Melihat hal tersebut, perlu adanya langkah-langkah yang dilakukan dalam mengatasi dan memperbaiki persoalan gizi bagi para atlet di Indonesia. Langkah yang pertama adalah setiap klub-klub maupun federasi olahraga perlu memiliki ahli gizi yang spesifik sesuai dengan cabor mereka sehingga menunjang dalam perolehan prestasi dan tujuan setiap atlet. 

Kemudian, perlu adanya edukasi dan literasi yang diberikan kepada pelatih maupun atlet dari klub maupun federasi yang menaungi mereka sehingga dapat membantu dalam menerapkan rekomendasi yang diberikan oleh ahli gizi. 

Langkah yang terakhir adalah perlunya dukungan dari pemerintah dalam mendanai federasi-federasi olahraga sehingga dapat memberikan asupan makanan dengan kualitas terbaik dan juga merekrut ahli-ahli gizi terbaik sehingga dapat memaksimalkan performa atlet. 

Jika ketiga langkah tersebut sudah dapat diterapkan, menjadi realistis bagi kita untuk memberikan harapan pada atlet-atlet Indonesia untuk mencetak prestasi di kancah internasional. Maju terus olahraga Indonesia! (LP/21)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun