Mohon tunggu...
Vincentia Ivena
Vincentia Ivena Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Internet di Negara Tetangga, Thailand

22 September 2020   09:25 Diperbarui: 22 September 2020   09:43 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://informareonline.com/wp-content/uploads/2017/08/Thailandia-Informareonline.jpg

Perkembangan media online semakin berkembang, tidak hanya di Indonesia melainkan di seluruh dunia termasuk Thailand. Internet digunakan sebagai alat komunikasi dan telah menjadi faktor penting dalam pembangunan ekonomi di negara tersebut.

Internet mulai muncul di Thailand pada 1987. Namun mulai digunakan pada 1990 dan adanya Penyedia Layanan Internet komersial pada 1995.

National Electronics and Computer Technology Center (NECTEC) merupakan sebuah badan pemerintah Thailand yang memantau statistic internet di Thailand sejak 1991. NECTEC menjelaskan bahwa penggunaan internet di Thailand meningkat 27,4% dari populasi yang pada awalnya hanya 30 pengguna menjadi 18.300.000 pengguna.

Pada tahun 2008 dan 2009, jejaring sosial semakin meningkat, terutama Facebook. Dalam laman Facebook dimanfaatkan guna berpolitik. Pada awalnya para politisi mengabaikan media online, namun ternyata media online dapat menjadi alat komunikasi dan menghubungkan masyarakat dengan cepat.

Namun tingkat penetrasi internet di Thailand tergolong rendah, jika dibandingkan dengan negara tetangga, yaitu 24,7%. Sedangkan negara tetangga lainnya seperti Malaysia memiliki tingkat penetrasi yang tinggi sebesar 61,7%, Filipina 29,2%, serta Vietnam 33,7%. Namun terdapat beberapa negara tetangga yang memiliki penetrasi lebih rendah dibanding Thailand, yaitu Indonesia, Kamboja, serta Laos

Tantangan yang menyebabkan tingkat penetrasi rendah di Thailand, yaitu

  • Biaya internet di Thailand cukup tinggi daripada biaya hidup. Namun setelah terjadi beberapa perdebatan, biaya bulanan internet diturunkan menjadi 490 baht.
  • Literasi. Orang Thailand menggunakan bahasa Thailand sebagai ibu bahasa mereka sehingga akses konten online dalam bahasa asing telah dibatasi.
  • Cakupan dalam kesempatan akses internet di rumah cukup rendah. Hal ini menyulitkan warga untuk menggunakan internet. Namun, banyak pengguna yang telah menggunakan layanan berbasis web dan tidak menggunakan broadband tetap

Dalam tren teknologi yang mendunia mengenai seluler dan media sosial, data dari NBTC menunjukkan jumlah pelanggan seluler di Thailand mencapai 74,59 juta. Operator seluler di Thailand juga telah memiliki berbagai jenis paket data khusus untuk beberapa smartphone yang ada.

Sedangkan media sosial, warga Thailand lebih sering mengakses Facebook. Dibuktikan dari Zocial Rank, perusahaan lokal Thailand yang melacak statistic sosial, Thailand memiliki lebih dari 1,9 juta likes di halaman Facebook. Facebook merupakan salah satu alat komunikasi online masyarakat Thailand.

Selain itu, twitter dan youtube sering muncul pada iklan TV, radio, serta surat kabar. Masyarakat Thailand menggunakan youtube sebagai konsumsi media, dan beberapa pemilik konten youtube menjadikan youtube sebagai arsip digital gratis.

Dalam penggunaan layanan internet internasional di Thailand lebih besar. Google lebih mendominasi untuk layanan tersebut. Sedangkan Bing dan Yahoo jarang digunakan karena kualitas dalam sistem pencarian belum terlalu baik dalam bahasa Thai.

Masyarakat Thailand memanfaatkan media online untuk mengikuti politik Thailand. Awal mula terlibatnya politik dalam media online yaitu adanya kritik pemerintah Thaksin, Sondhi Limthongkul yang merupakan pendiri koran harian Manager dan pembawa acara politik.

Kemudian Group Manager Sondhi melakukan intevestasi di surat kabar online, Manager.co.th. pada 2003 situs berita tersebut menjadi popular di Thailand.

Sedangkan pantip.com merupakan forum online pertama dan terbesar di Thailand. Panitip.com muncul ketika internet mulai dikenalkan di negara tersebut. Maka dari itu, situs tersebut dijadikan pilihan sebagai diskusi tentang politik.

Namun pada September 2006, pantip.com ditutup sementara sebagai forum politik karena adanya sensor atau menghapus situs web yang tidak pantas. Sehingga mulai muncul situs online lainnya yang lebih kecil namun bersifat independen. Situs tersebut antara lain 19Sep.net, Saturdayvoice.com, Thai Free News84.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun