Mohon tunggu...
Dr. Ir. Vina Serevina
Dr. Ir. Vina Serevina Mohon Tunggu... Dosen - Doktor Pendidikan Fisika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

S1 Teknik Fisika ITB S2 Magister Manajemen UPI Jakarta S3 Manajemen Pendidikan UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

STEM untuk Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa di Perguruan Tinggi

9 November 2021   22:06 Diperbarui: 9 November 2021   22:17 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar : www.neafoundation.org)

Oleh : Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Deri Fridayati S.Pd, Eka Liandari S.Pd, Angestu Heriyoso, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, 2021

Hasil Sensus Penduduk (SP2020) pada September 2020 mencatat jumlah penduduk sebesar 270,20 juta jiwa. Jumlah penduduk hasil SP2020 bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan hasil SP2010. Dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,9 juta , maka kepadatan penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per. Serta laju pertumbuhan penduduk per tahun selama 2010-2020 rata-rata sebesar 1,25%, melambat dibandingkan periode 2000-2010 yang sebesar 1,49 %. (www.bps.go.id)  

Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta orang, memiliki kewajiban untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk dapat bersaing dengan negara lain.

Salah satu cara untuk menghasil SDM yang berkualitas adalah dengan membenahi siSTEM pendidikan. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, sebuah negara dikatakan maju dapat dilihat dari pendidikan yang diterapkan di negara tersebut. (Septiani, 2016)

Pendidikan juga bisa disebut sebagai investasi masa depan bangsa dimana peserta didik diajarkan untuk menjadi penggerak agar menjadikan bangsa yang maju dan berpendidikan serta bermoral.

Hal ini sejalan dengan program presiden jokowi pada periode kedua menjabat, beliau mengatakan akan lebih memfokuskan kepada pembangunan SDM secara besar-besaran tanpa meninggalkan pembangunan infrastruktur yang telah di mulai 5 tahun yang lalu. (www.liputan6.com)

Salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mendukung tujuan pendidikan vokasi adalah pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).

Pembelajaran ini cocok dalam pendidikan vokasi karena pada pembelajaran ini tidak hanya diajarkan teori saja, tetapi juga pembelajaran praktik, sehingga mahasiswa mengalami langsung proses pembelajaran. STEM dikenalkan oleh NSF (National Science Foundation) Amerika Serikat pada tahun 1990 sebagai singkatan untuk (Science, Technology, Engineering, & Mathematics). (Becker & Park, 2011)

Dalam konteks di Indonesia, STEM merujuk kepada empat bidang ilmu yaitu sains, teknologi, teknik, dan matematika.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) empat bidang ilmu tersebut memiliki pengertian yang berbeda, yaitu: (1) sains, merupakan pengetahuan siSTEMatis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dan dipelajari; (2) teknologi, merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia; (3) teknik, merupakan pendekatan atau siSTEM untuk mengerjakan sesuatu; dan (4) matematika, merupakan ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. (www.kbbi.co.id)

Pengertian dari STEM adalah suatu pendekatan pembelajaran antara dua atau lebih dalam komponen STEM atau antara satu komponen STEM dengan disiplin ilmu lain. Torlakson juga berpendapat bahwa pembelajaran STEM merupakan kolaborasi dari keempat bidang ilmu yang serasi antar masalah yang terjadi di dunia nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun