Mohon tunggu...
Vina Kumala
Vina Kumala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

to everyone reading this: it's absolutely okay to be ordinary people :) Let's walk slowly enjoying every step of the journey!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tradisi Mondok: Orangtua Lulusan Pondok, Anak Pasti Dapat Jatah Mondok

7 Oktober 2022   22:03 Diperbarui: 7 Oktober 2022   22:04 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Merupakan peribahasa yang cocok untuk mondok. Mondok merupakan kata kerja yang berasal dari kata benda 'pondok'. Mondok artinya tinggal di pondok pesantren atau bilik yang disediakan oleh pesantren. Memilih pondok pesantren sebagai tempat atau jenjang selanjutnya untuk mencari ilmu akan mendapatkan pendidikan formal sesuai dengan jenjangnya dan juga akan mendapatkan pendidikan ilmu agama islam yang sangat kental. Selain itu, pondok pesantren dipercaya dan memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik anak menjadi generasi bangsa yang lebih baik.

            Kebanyakan orang hanya mengetahui tentang mondok, tetapi tidak mengetahui sejarahnya. Ternyata sejak dahulu kala bahkan sejak jaman Rasulullah, istilah mondok mulai terdengar. Terbukti dengan penjelasan oleh KHR Ahmad Azaim Ibrahimy bahwa sejak jaman Rasulullah istilah mondok sudah ada, bahkan dilakukan sahabat Rasulullah selain khulafaur rosyidin. Tetapi jaman Rasulullah memiliki penyebutan yang berbeda dari kata mondok, yaitu lebih dikenal dengan sebutan membawa bekal sedikit.

            Selain itu, istilah santri (sebutan bagi anak didik di pondok pesantren) juga berbeda dengan jaman Rasulullah. Santri Rasulullah pada saat itu diistilahkan dengan sahabat ahlus suffah. Para sahabat itu mengkhususkan dirinya untuk tinggal bersama Rasulullah, tepatnya di belakang masjid. Jaman sekarang disebut santri mukim atau santri yang tinggalnya di emperan masjid. Para santri mukim menjalankan kesehariannya layaknya seperti santri pada umumnya.

            Begitu istimewanya mondok yang ternyata sudah ada sejak jaman Rasulullah. Memilih umtuk mondok dan menjadi santri juga sangat istimewa karena selain melanjutkan sunnah atau adat istiadat Rasulullah SAW, menjadi santri juga harus memiliki keteguhan hati yang sangat besar karena semua perilaku dan keseharian santri diatur dengan ketat dan harus dipatuhi. Jika ada santri yang melanggar, maka akan dikenai takzir atau hukuman yang sudah ditetapkan oleh pihak pondok atau ketetapan yang terdapat dalam Alquran dan hadis.

            Peraturan di pondok pesantren sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya. Peraturan yang ditetapkan meliputi tata tertib terkait kegiatan akademik maupun tata tertib yang mengatur kegiatan sehari-hari. Ketika ada santri yang melanggar aturan, maka akan dikenai takzir atau hukuman. Semua aturan maupun takzir yang sudah dijalankan, tidak serta merta ditetapkan. Tetapi banyak manfaat dan pembelajaran yang bisa didapatkan.

            Tata tertib yang diterapkan oleh pihak pondok pesantren sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya, di pondok pesantren santri memiliki jadwal kegiatan yang padat mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Kegiatan santri dimulai ketika bangun sebelum subuh, semua santri diwajibkan menunaikan sholat subuh berjemaah di masjid, dilanjutkan dengan kegiatan mengaji hingga terbit fajar, kemudian santri bersiap untuk pergi ke sekolah. Waktu belajar di sekolah dilaksanakan pukul 07.00 hingga datang waktu dzuhur, dilanjutkan dengan sholat dzuhur berjama'ah di masjid dan makan siang. Siang hari santri melanjutkan kegiatan belajar di sekolah, saat sore hari santri mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Pada malam hari santri mengikuti kegiatan belajar malam bersama ustad dan ustadzah di kelas masing-masing hingga datang waktu istirahat malam. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh santri diatur oleh tata tertib yang bertujuan untuk membentuk kemandirian dan disiplin pada diri santri.

Setiap orang tua memiliki cita-cita atau keinginan yang tinggi terhadap pendidikan anaknya. Tidak sedikit orang tua yang memilih pendidikan pondok pesantren agar menjadi manusia yang berpendidikan dan berakhlak mulia. Perilaku orang tua ini sudah menjadi tradisi atau keyakinan turun temurun. Pada salah satu jenjang sekolah SD, SMP, atau SMA pasti akan bertempat di pondok pesantren. Apalagi kalau orang tua nya lulusan pondok pesantren pasti semua anaknya mendapatkan jatah masuk pondok pesantren. Peran serta orang tua dalam membina anak dengan hal memilih lembaga pendidikan sudah menunjukkan bahwa orang tua ingin melihat anaknya memiliki ilmu pengetahuan agama yang dapat mengarahkan hidupnya di masa yang akan datang, dengan tujuan agar anaknya menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan.

Tak terkecuali, para orang tua di salah satu kampung yang terletak di Kabupaten Pasuruan, yaitu kampung Parelegi. Mayoritas para orang tua di Parelegi mendaftarkan anaknya di pondok pesantren saat anaknya akan menginjak pendidikan jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jadi, bisa dikatakan anak-anak tingkat SMP di Parelegi sama sekali tak terlihat karena hampir semuanya meneruskan pendidikan Sekolah Dasarnya di pondok pesantren. Banyak alasan para orang tua lebih memlih pendidikan pondok pesantren untuk kelanjutan pendidikan anaknya.

Maraknya pergaulan bebas menjadi alasan utama bagi para orang tua di Parelegi untuk lebih memilih pendidikan pondok pesantren daripada pendidikan sekolah umum. Selain itu, para orang tua ingin anaknya senantiasa menjaga shalat. Karena, keseharian pondok pesantren yang mewajibkan para santri untuk mendirikan shalat berjemaah. Tidak hanya shalat berjemaah, pendidikan agama di pondok pesantren jauh lebih kuat. Karena, keseharian para santri selama 24 jam sudah ditetapkan dan harus dipatuhi semua santri tanpa terkecuali, mulai dari bangun tidur, shalat berjemaah, membaca Al-Qur'an, pembelajaran berbagai kitab, hingga tausiah.

Terdapat dua harapan utama dari para orang tua di Parelegi kepada anak-anaknya yang mondok yaitu yang pertama, para orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang sholeh sholehah, anak yang menjalani kehidupan sesuai tuntunan agama. Yang kedua, para orang tua mengharapkan anaknya menjadi orang sukses ketika mereka dewasa nanti.

Meskipun awalnya, pondok pesantren dikatakan sebagai lembaga pendidikan tradisional, akan tetapi pada perkembangan era modernisasi saat ini, lembaga pondok pesantren seakan tidak mau ketinggalan jaman, banyak pondok pesantren yang semakin menyesuaikan jaman dan berlabel sebagai pondok pesantren modern. Inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi orang tua di perkotaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun