Mohon tunggu...
Vina Rohmatul Afni
Vina Rohmatul Afni Mohon Tunggu... -

Be better than before 🤗

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunda Teresa, Bunda Orang-orang Melarat

30 Maret 2018   01:48 Diperbarui: 30 Maret 2018   01:52 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: everlastingfootprint.com

Bunda Teresa lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu pada 1910 di Skopje, ibukota Republik Makedonia. Berasal dari keluarga dengan etnis Albania dan menganut kepercayaan Katholik. Lebih dari 47 tahun dia melayani orang miskin, sakit, yatim, piatu, dan sekarat. Besar sekali perjuangan yang dilakukan beliau padahal sembari melakukan kegiatan tersebut beliau juga harus membimbing ekspansi Misionaris Cinta Kasih yang pertama ada di India dan kemudian tersebar di negara-negara lain.

Pada tahun 1970-an, beliau menjadi seorang yang terkenal di dunia internasional untuk pekerjaan manusia serta advokasi bagi hak-hak orang miskin dan tak berdaya. Dalam hidupnya berkembang sekali cinta kasih sepanjang usianya. Beliau sudah menjalankan 610 misi di 123 negara. 

Misi-misi tersebut yakni penampungan serta membangun rumah bagi penderita HIV/AIDS, penyakit lepra dan TBC, program konseling untuk anak-anak  dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah. Beliau juga berkecimpung di dunia pemerintahan, organisasi sosial dan tokoh terkemuka  bagi penggemarnya.

Beliau juga memiliki banyak karya yang memotivasi orang sekitarnya sehingga tak heran jika beliau sangat sering sekali menerima penghargaan dari pemerintah India, Bharat Ratna (1980) dan Penghargaan Perdamaian Nobel pada tahun 1979. 

"Tuhan ingin saya masuk dalam kemelaratan. Hari ini saya mendapat pelajaran yang baik. Kemelaratan para orang miskin pastilah sangat keras. Ketika saya mencari tempat tinggal, saya berjalan dan terus berjalan sampai lengan dan kaki saya sakit. Saya bayangkan bagaimana mereka sakit jiwa dan raga, mencari tempat tinggal, makanan dan kesehatan. Kemudian kenikmatan Loreto datang pada saya. 'Kamu hanya perlu mengatakan dan semuanya akan menjadi milikmu lagi' kata sang penggoda ... Sebuah pilihan bebas, Tuhanku, cintaku untukmu, aku ingin tetap bertahan dan melakukan segala keinginanMu merupakan kehormatan bagiku. Aku tidak akan membiarkan satu tetes air mata jatuh karenanya"

Pada 7 Oktober 1950 untuk memulai kegiatan serta penyediaan tempat untuk merawat yang lapar, telanjang, tunawisma, orang cacat, orang buta, penderita kusta, semua orang yang merasa tidak diinginkan, tidk dicintai, tidak diperhatikan seluruh masyarakat.  Pada 1952, Beliau membuka Home for the Dying pertama diatas lahan yang disediakan dari pihak kota Kalkuta. 

Diatas lahan tersebut sebenarnya sebuah kuil kemudian diubah menjadi rumah sakit gratis yang diperuntukkan orang miskin. Mereka yang dirawat disitu berhak memperoleh perlakuan jika meninggal dunia disesuakian dengan ajaran agama yang diimaninya. Pada tahun 1960-an, beliyau membuka penampungan, panti asuhan dan rumah lepra di seluruh India kemudian diperluas di seluruh dunia. 

Banyak sekali kontribusi yang diberikan oleh beliau semasa hidupnya. Dipeliharanya  kasih kemudian tumbuh menjadi bunga berupa tempat yang indah yakni rumah sakit, panti asuhan bagi orang-orang yang membutuhkan. Beliau juga meninggalkan sebuah catatan tentang keyakinan imannya, harapan, cinta kasihnya yang luar biasa dan diberi judul "Come be My Light". 

Sungguh luar biasa perjalanan hidupnya semoga bisa menjadi inspirasi bagi saya serta pembaca untuk memaknai serta melakukan kontribusi dalam kehidupan mulai dari hal kecil hingga hal besar mulai sekarang dan nanti. 

    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun