Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Pemerintah Non PNS

Tertarik pada isu-isu pembangunan. Berjuang untuk perubahan positif

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tips Saat Dijauhi Teman Kerja

11 November 2022   09:44 Diperbarui: 11 November 2022   10:02 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: https://www.orami.co.id/magazine/penyebab-dijauhi-teman-kantor

Pernahkah kalian merasakan dijauhi teman sekelas, teman sekantor, teman sekomplek, keluarga dan kelompok lainnya dimana kalian berinteraksi. Kelompok manapun yang menjauhi kalian dalam interaksi sejatinya merupakan teman, sekalipun mereka adalah keluarga dekat atau keluarga jauh, mereka adalah teman interaksi dalam hidup.

Ada kalanya saat kita berinteraksi kita merasakan orang-orang yang disebutkan di atas menunjukkan sikap pengabaian, penolakan atau bahkan menunjukan sikap sinis. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jawaban seperlunya saat kita bertanya, secara terang-terangan menyudutkan, atau bahkan pura-pura tidak mendengar saat kita bertanya. Sebagian besar orang mungkin pernah mendapatkan perlakuan tersebut.

Mendapat perlakuan-perlakuan seperti yang telah disebutkan tadi memang tidaklah menyenangkan, apalagi jika yang melakukannya adalah orang-orang yang setiap hari berinteraksi dengan kita, dimana kita dituntut untuk bertemu ataupun melakukan kerjasama dengan mereka.

Untuk menyikapi hal tersebut dan berdasarkan pengalaman pribadi, ada 2 langkah yang harus dilakukan. Pertama, melakuka kontemplasi dan introspeksi, dalam tahap ini kita bertanya dan mengoreksi ke dalam tentang apa yang salah dengan diri kita. Apakah selama ini kita sudah menjadi orang yang menyebalkan bagi mereka saat bergaul.

Berbicara tentang tutorial bergaul, kita semua memang tidak punya tuntunan resmi dan petunjuk teknis yang rigid tentang bagaimana cara kita bergaul. Namun kita dapat beracuan pada nilai-nilai umum yang berlaku. Misalnya bersikap ramah tamah dan sopan santun kepada semua orang yang baru dikenal, meminta maaf saat melakukan kesalahan, dan menerapkan nilai-nilai lain yang berlaku secara universal.

Saat kita telah melakukan hal-hal tersebut, namun teman di sekeliling kita tetap melakukan hal yang sama, kemungkinan masalah yang terjadi bukan berasal dari diri kita, tetapi dari diri mereka sendiri. Kita memang tidak dapat mengontrol sikap orang lain, namun saat tahu bahwa reaksi yang ditimbulkan bukan berasal dari diri kita, baiknya kita tetap berperasangka positif.

Misalnya kita berasumsi bahwa orang yang mengabaikan kita sedang memiliki masalah dengan dirinya sendiri atau masalah dengan orang terdekat di sekitarnya sehingga berimbas pada sikap teman kepada kita.

Jika demikian yang terjadi kita tidak usah pusing memikirkan tentang sikapnya yang buruk terhadap kita. Karena, bisa jadi sikap tersebut hanya bersifat temporal. Selanjutnya, sebagai mahluk sosial dimana kita berinteraksi dengan banyak orang, "being like and dislike" nampaknya harus dijadikan sebagai sebuah kewajaran. Disukai dan tidak disukai rupanya bukan hanya dihadapi oleh artis atau figure publik saja, saat bergaul kadang kita tidak tahu alasan mengapa orang lain tiba-tiba tidak menyukai kita, walaupun kita tidak memiliki masalah dengan orang tersebut.

Kadang kala mereka yang membenci itu tidak menyukai karena iri dan dengki, tidak menyukai karena memiliki tendensi dan sudah berasumsi negatif sebelum bergaul. Dan ada sejumlah alasan lain yang membuat orang lain tidak menyukai kita walaupun kita tidak memiliki masalah pribadi dengannya.

Langkah kedua yang perlu kita lakukan saat bertemu dengan lingkungan tersebut adalah dengan membuat keputusan untuk "stay" atau "go". Bukan hanya dengan pasangan, keputusan untuk bertahan dan pergi juga berlaku dalam hubungan pertemanan. Jika kita memiliki tetangga yang kita anggap sikapnya sudah keterlaluan, ada baiknya untuk memikirkan opsi untuk tetap berteman atau memutuskan pertemanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun