Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Pemerintah Non PNS

Tertarik pada isu-isu pembangunan. Berjuang untuk perubahan positif

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Surat untuk Para Nakes

20 Juni 2022   10:03 Diperbarui: 20 Juni 2022   10:26 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: kumparan.com

Suatu hari saya dan kawan yang berprofesi sebagai pengacara pernah ngobrol dan berdiskusi. Ditengah-tengah pembicaraan kami dia berkata sambil tertawa mengenai profesinya itu. Dia berkata bahwa pengacara itu mengambil berkah dari masalah orang lain.

Dulu, saat saya mengantar anak saya diperiksa di dokter spesialis anak pun saya pernah mendengar ungkapan serupa. Sesaat setelah meninggalkan ruang konsultasi, saya masih berdiri di belakang pintu. Saya mendengar dokter itu menanyakan kepada perawatnya perihal jumlah pasien yang datang hari ini.

Perawatnya menjawab kalau pasien yang daftar hari ini sebanyak 4 orang dan dokter tersebut Nampak bahagia. Dia berkata kepada perawat kalau biasanya yang datang saat dia praktik hanya 1 atau dua orang.

Derita pasien rejeki Nakes. Saat ini, itulah kira-kira kalimat yang masih dijadikan definisi untuk mendeskripsikan hubungan timbal balik antara pasien dan tenaga kesehatan. Ya, sekilas seperti sadis, tetapi mereka memang mendapatkan rejeki dari musibah dan sakitnya orang-orang.

Sebagai dua insan yang saling membutuhkan, seharusnya pasien dan nakes sama-sama sadar bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain dan wajib menjaga hubungan yang baik antara satu dengan lainnya.

Masalah antara Nakes kerapkali muncul karena berbagai hal. Beberapa waktu lalu, saya geram melihat sebuah video yang menunjukkan sejumlah nakes yang sedang berjoget sambil menunggu seorang ibu mengalami kontraksi menjelang kelahiran normal.

Ibarat kelihalang empati dan entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu, sikap seperti itu sungguh tidak layak dilakukan seorang Nakes saat bertugas. Jika mereka beralasan bosan menunggu bukaan, bukankan lebih baik jika para Nakes memberikan edukasi dan menenangkan si ibu agar persalinannya berjalan cepat dan tidak menengangkan.

Lagi-lagi kita memang tinggal di dunia yang tidak ideal. Saat saya mengomentari tindakan para naskes tersebut malah ada 2 orang rekan yang membalas komentar saya. 

Dua rekan saya berkata bahwa dia pernah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan saat dirawat di Rumah Sakit. Dia mengira perawat membedakan sikap terhadap pasien yang menggunakan fasilitas BPJS dan pasien yang membayar sendiri. Rekan saya menyebut bahwa perawat yang merawatnya itu sangat cuek dan tidak ramah.

Sama seperti dua rekan saya, saya dan ibu saya pun pernah mengalami kejadian yang sama saat harus menempuh prosedur medis. Saat itu, saya ditangani oleh 2 bidan, satu bidang sangat tidak sabaran, somboh dan jutek. Sementara bidan satunya lagi sangat sabar, telaten dan membuat pikiran tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun