Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Pemerintah Non PNS

Tertarik pada isu-isu pembangunan. Berjuang untuk perubahan positif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilih Sekolah, Karena Edukasi atau Gengsi?

20 Juni 2022   09:00 Diperbarui: 20 Juni 2022   09:03 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: www.pikiran-rakyat.com

Bulan Juni adalah waktunya para peserta didik bersiap masuk ke sekolah baru. Ada peserta didik yang bersiap masuk TK, masuk SD, masuk SMP, masuk SMA hingga perguruan tinggi. Salah satu hal umum yang sering dijumpai di Indonesia dalam waktu ini adalah kebimbangan orangtua memasukan anaknya ke sekolah mana.

Seluruh orangtua pasti mengidamkan dan berharap anaknya masuk ke sekolah yang paling bagus. Mengapa demikian? Bagi orang yang tinggal di negara yang pendidikannya sudah maju, dimana seluruh sekolah memiliki kualitas yang sama baik mungkin pilihan ini tidak terlalu dilematis.

Di Indonesia, kita harus menerima kenyataan dimana seluruh sekolah belum memiliki kualitas yang sama rata. Disamping itu, target dan keunggulan antara satu sekolah dan sekolah lainnya pun berbeda-beda.

Berdasarkan kewilayahan misalnya, sekolah-sekolah negeri yang ada di Jakarta seringkali dinilai sebagai sekolah yang memiliki kualitas lebih baik dibanding sekolah negeri yang ada di wilayah lainnya. Kemudian dari sisi keunggulan sekolah, sekolah dengan embel-embel Islam biasanya dinilai sebagai sekolah yang mengedepankan karakter dan nilai-nilai agama. Sementara itu, sekolah swasta yang memiliki embel-embel internasional dan sekolah alam umumnya dinilai sebagai sekolah elit yang memakan biaya fantastis.

Bagaimana tidak, biaya masuk di beberapa sekolah berlabel alam dan internasional yang ada di wilayah Jabodetabek bisa setara dengan biaya masuk kuliah kedokteran. Hal yang sama terjadi pada sekolah elit yang bermbel-embel islam. Ada sebagian sekolah dengan label islam yang mematok harga masuk hingga puluhan juta rupiah.

Sementara itu di wilayah lainnya di Indonesia kita masih bisa menyaksikan anak-anak yang akan sekolah SD kesulitan mendapatkan akses pendidikan karena jauhnya jarak sekolah, karena kemiskinan, karena akses jalan yang tidak ada, karena bangunan sekolah yang masih terbatas dan karena alasan lainnya.

Tetapi, inilah fakta yang harus kita terima. Bahwa kualitas sekolah di Indonesia masih belum merata. Berbeda halnya dengan Belanda dan Australia misalnya yang sudah memiliki kesetaraan dalam kualitas sekolah.

Berbicara tentang kesetaraan dalam mendapatkan akses sekolah? Sebenarnya apa pertimbangan seorang orangtua menyekolahkan anaknya ke sekolah elit dan mahal itu? mengapa bagi orangtua yang sudah dikatakan sejahtera enggan menyekolahkan anaknya ke sekolah umum atau sekolah negeri.

Apakah ini merupakan reaksi juga atas ketidakpuasan mereka terhadap output peserta didik yang telah berproses di sekolah umum atau dapat dikatakan mereka tidak puas dengan kualitas pendidikan yang telah pemerintah tetapkan.

Lalu, saat anak-anak diajar untuk hidup eksklusif dan berbeda dengan anak lainnya, dimana lagi mereka akan belajar tentang kesetaraan. Kesetaraan dalam pendidikan adalah keadaan dimana seluruh warga negara baik yang kaya maupun yang miskin mendapatkan perlakuan yang sama dalam mengenyam pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun