Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Pemerintah Non PNS

Tertarik pada isu-isu pembangunan. Berjuang untuk perubahan positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Kesetaraan dalam Rumah Tangga

23 Mei 2022   05:56 Diperbarui: 23 Mei 2022   06:05 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:wolipop.detik.com

Kesetaraan adalah keadaan yang dicita-citakan semua orang dalam sebuah hubungan, termasuk dalam hubungan suami istri dalam sebuah pernikahan. Meskipun belum ada kajian mendalam tentang pandangan kesetaraan dan kaitannya dengan perceraian, kesetaraan dalam pernikahan dianggap dapat membuat hubungan pernikahan menjadi lebih sehat dan tahan lama.

Adanya hubungan yang setara memang tidak bisa terjadi secara tiba-tiba, perlu ada proses, dialog dan penerimaan satu sama lain tentang kesetaraan itu sendiri.  Karena, tidak semua pihak dapat menerima pemahaman tentang kesetaraan.

Penolakan terhadap kesetaraan dalam rumah tangga bisa disebabkan oleh berbagai hal. Sama seperti pemikiran tentang gender equality, konsep kesetaraan dalam rumah tangga pun dipengaruhi oleh nilai yang telah di anut oleh masyarakat baik nilai agama dan nilai budaya.

Terlepas dari perdebatan tersebut, nyatanya saat ini dominasi patriarki yang dianggap sebagai kendala kesetaraan sudah terlihat memudar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perempuan yang dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, berkiprah di sektor publik dan bekerja di bidang yang biasanya dilakukan oleh laki-laki.

Kemajuan ini tidak terlepas dari kampanye tentang kesetaraan gender yang terus menerus digelorakan dalam waktu yang Panjang. Lalu, bagaimana dengan dominasi gender di dalam keluarga. Dominasi gender di dalam keluarga sejatinya tidak selalu dilakukan oleh suami kepada istrinya. Dominasi juga bisa dilakukan oleh seorang istri kepada suaminya.

Namun benang merah dari dominasi ini adalah kenyamanan satu sama lain. Apakah dominasi ini menimbulkan ketidaknyamanan kepada pihak lain, sehingga menyebabkan berakhirnya hubungan pernikahan, atau melahirkan hubungan yang tidak sehat.

Hubungan yang sehat dalam pernikahan dapat memberikan banyak manfaat. Pasangan yang memiliki hubungan yang sehat dapat saling mendukung satu sama lain dan berkembang bersama.

Kesetaraan, sebagai salah satu kunci dalam hubungan sehat perlu disadari, dibangun dan dirawat. Pemahaman ini harus disadari dengan seringnya melakukan komunikasi dengan pasangan. Oleh karenanya. Komunikasi dan dialog tentang pernikahan yang setara, idealnya dilakukan sebelum menikah, saat seorang pasangan melakukan penjajakan dan perkenalan. Karena, kemungkinan suksesnya lebih tinggi dibandingkan jika dilakukan setelah pernikahan.

Oleh karenanya, dalam tahap perkenalan idealnya seorang pasangan menanyakan dan berdiskusi tentang pandangan satu sama lain dalam kehidupan pernikahan, seperti masalah finansial, pengaturan hak dan kewajiban masing-masing dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun