Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Pemerintah Non PNS

Tertarik pada isu-isu pembangunan. Berjuang untuk perubahan positif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Regenerasi Petani dan Wacana Ketahanan Pangan

12 Juni 2020   16:05 Diperbarui: 14 Juni 2020   13:55 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Benarkah defisit produksi beras tanah air disebabkan oleh rendahnya produktivitas petani? Untuk menjawabnya mari kita sedikit menoleh kepada beberapa negara yang berdaulat secara pangan. 

Kedaulatan pangan dan ketahanan pangan memiliki makna yang berbeda. 

Kedaulatan pangan berarti kemandirian pangan, negara yang memiliki kedaulatan pangan artinya negara yang mandiri dalam menyediakan makanan bagi warga negaranya. 

Amerika dan Cina adalah dua contoh negara yang memiliki kedaulatan pangan, lalu berapa jumlah petaninya jika banyaknya tenaga kerja diasumsikan menjadi faktor penentu produktivitas pangan.

Amerika Serikat, Cina, Brazil, dan India merupakan eksportir terbesar pangan dunia, beberapa produk pertanian yang dihasilkan negara tersebut adalah gandum, kentang, dan jagung. 

Faktanya ternyata Amerika melibatkan sebesar 1 % petani dari jumlah penduduknya, sementara Cina melibatkan 1/3 dari total pekerja (Investopedia).

Jika diperhatikan penyebab melimpahnya hasil pertanian di kedua negara tersebut, kecanggihan teknologi pertanian nampaknya menjadi inti kemajuan . 

Penggunaan teknologi pada saat menanam, merawat dan memanen serta aspek pendukung lainnya  masih kurang diperhatikan di Indonesia. Padahal jika tujuannya adalah kedaulatan, pemerintah harus meniru bahkan mengadopsi strategi dari negara yang berdaulat secara pangan pula

Berbeda dengan kedaulatan pangan yang diterapkan dalam skala nasional, ketahanan pangan dimulai dari tingkatan rumah tangga, negara yang dikategorikan tahan secara pangan bisa jadi masih banyak ditemukan kerawanan pada tingkatan rumah tangga. 

Karena indikator yang diukur dalam ketahanan pangan di Indonesia meliputi 3 aspek yaitu ketersediaan, akses dan manfaat. Sehingga mendatangkan sejumlah makanan dari negara lain tidak menjadi masalah. Karena yang dituju adalah memenuhi ketersediaan kebutuhan pangan dengan akses yang mudah dan murah.

Di Indonesia, petani masih menjadi faktor penentu keberhasilan pertanian. jumlah petani yang bekerja di sektor pertanian menurut CPIS (2017) berjumlah lebih dari 50 juta orang namun masalahnya kebanyakan dari petani di Indonesia berusia tua dan generasi muda semakin enggan menjadi petani. terdapat berbagai alasan mengapa tren regenerasi petani di Indonesia terus menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun