Mohon tunggu...
Healthy

Waspada, Gagal Ginjal Mulai Mendekati Anak Muda!

28 Maret 2017   12:54 Diperbarui: 29 Maret 2017   04:00 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Proses terjadinya kerusakan ginjal dapat terjadi  dalam kurun waktu yang cepat ataupun lama. Proses yang cepat diakibatkan oleh adanya suatu trauma akibat kecelakaan, sedangkan kerusakan ginjal dengan proses yang lama merupakan suatu bentuk komplikasi dari suatu penyakit atau pola hidup tidak sehat yang dilakukan secara terus menerus sehingga dapat membahayakan ginjal.

            Ginjal dapat menyaring sekitar 180 liter darah atau berproses sebanyak 50 kali penyaringan dalam sehari. Ginjal pada orang dewasa mampu menyaring sekitar 120 ml darah setiap menit. Jika yang disaring terdapat banyak sekali kandungan racun atau zat berbahaya, maka kerja ginjal akan semakin berat. Sehingga dalam batas waktu tertentu, ginjal akan mengalami kerusakan yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi atau disebut gagal ginjal.

            Penderita gagal ginjal terbanyak yaitu usia antara 45 - 50 tahun. Akan tetapi tidak sedikit pula usia remaja  ( > 18 tahun) juga telah mengalami gagal ginjal. Beberapa diantaranya adalah akibat dari kebiasaan mengkonsumsi minuman berenergi.

            Produsen mengklaim bahwa minuman berenergi yang mereka pasarkan tidak membahayakan tubuh. Hal ini dibuktikan bahwa mereka telah mengantongi ijin produksi dan ijin edar dari Balai Pengobatan Obat dan Makanan Indonesia. Pihak BPOM sendiri memberikan ijin edar karena memang kandungan bahan-bahan yang ada dalam setiap kaleng minuman berenergi tersebut masih dalam batas aman untuk dikonsumsi manusia. Akan tetapi, yang tidak aman adalah jika dikonsumsi terlalu banyak atau berlebihan.

            Dalam suatu penelitian yang dilakukan di Cardiff University, remaja mempunyai kebiasaan minum minuman berenergi sedikitnya satu kali seminggu dengan alasan untuk menjaga kebugaran dan aktivitas sosial. Minuman berenergi cenderung dikaitkan dengan aktivitas olahraga untuk kebugaran seperti yang ditampilkan didalam iklan televisi, akan tetapi hanya sedikit yang memilih alasan tersebut. Remaja lebih cenderung mengkonsumsi minuman berenergi dengan alasan sosial agar disebut “kekinian”.

            World Health Organization(WHO) merekomendasikan bahwa tubuh orang dewasa membutuhkan glukosa maksimal 4 sendok teh setiap hari. Jika konsumsi berlebihan maka akan disimpan didalam tubuh sebagai lemak untuk cadangan energi. Dalam satu kaleng minuman berenergi isi 500 ml, rata-rata mengandung 18 gram gula atau setara dengan 4,5 sendok teh. Artinya, jika dalam sehari mengkonsumsi lebih dari satu kaleng minuman berenergi kemasan 500 ml, maka tubuh kita akan kelebihan asupan glukosa yang jika diakumulasi dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan obesitas dan beresiko terhadap kesehatan tubuh.

            Suatu kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menjadi suatu budaya. Jika budaya tersebut dapat merugikan kesehatan, maka menurut Leininger, budaya tersebut harus dihentikan dan diganti dengan budaya yang sehat. Akan tetapi, dalam mengehentikan suatu kebiasaan merupakan suatu kegiatan yang tidak sederhana. Apalagi jika kebiasaan tersebut telah mempengaruhi fisik dan psikologis, seperti jika tidak dilakukan maka akan terasa lemah dan menurunkan konsentrasi.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya tersebut dapat diartikan sebagai budaya yang adiktif yaitu sesuatu yang memberikan rasa nikmat akan dapat merangsang otak menjadi kecanduan .

            Terjadinya kecanduan rasa manis ini merupakan efek dari meningkatnya kerja dopamin yang distimulus oleh rasa manis. Kenikmatan yang diberikan oleh rasa manis ini sendiri ternyata lebih tinggi pengaruhnya untuk membuat kecanduan dibandingkan kokain. Hal ini dibuktikan dalam studi klasik oleh PLoS ONE menyatakan lebih dari 90% tikus memilih manis gula daripada kokain.

            Sebagai manusia yang dikaruniai akal dan pikiran, maka sebaiknya kita lebih bijak dalam menentukan kadar makanan atau minuman yang akan dikonsumsi setiap hari agar tidak berlebihan. Selain itu, bagi anda yang merasa telah kecanduan rasa manis, anda dapat mengikuti kelas hipnoterapi sehingga anda mampu mengontrol tingkat kecanduan bahkan dapat lepas dari kecanduan rasa manis. Kunci utama keberhasilan hipnoterapi adalah kemauan diri.

            Selain rasa manis, minuman berenergi juga murah, mudah didapat dan dikemas dalam tempat yang praktis sehingga mudah dibawa kemana-mana. Dari supermarket hingga swalayan mini yang di desain secara menarik dalam menyediakan makanan dan minuman instan yang dahulu hanya dijumpai di negara-negara Barat, kini telah masuk ke kota bahkan ke desa-desa di Indonesia. Hal ini tentu saja semakin mempermudah masyarakat terutama kalangan muda untuk setiap saat membeli minuman berenergi.

             Untuk itu, para orang tua sebaiknya lebih meningkatkan pengetahuan tentang memilih makanan yang sesuai untuk anak-anak mereka, terutama makanan atau minuman yang memiliki kadar gula yang berlebihan, sehingga saat anak-anak beranjak remaja tidak terbentuk budaya yang merugikan kesehatan terutama kesehatan ginjal. Demikian juga untuk produsen minuman berenergi, meskipun telah mengantongi ijin dan dapat berpromosi secara sah di televisi dan media sosial, alahkah baiknya jika iklan yang dibuat dapat ditayangkan secara bijak dan tidak hanya mengejar omset penjualan semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun