Mohon tunggu...
Vilya Lakstian
Vilya Lakstian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penulis adalah Dosen Linguistik di Jurusan Sastra Inggris dan Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Surakarta, Akademi Bahasa Asing Harapan Bangsa, dan International Hospitality Center. Selain mengajar mahasiswa, dia juga mengajar untuk staff hotel, pelayaran, dan pramugari. Penulis adalah lulusan Pascasarjana Prodi Linguistik Deskriptif di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Sarjana Sastra Inggris konsentrasi Linguistik di IAIN Surakarta. Penulis aktif dalam penelitian dan kajian sosial. Penulis juga sering menulis untuk media massa, dan penelitian untuk jurnal. Dalam berbagai kajian bahasa yang telah dilakukannya, linguistik sistemik fungsional menjadi topik yang sering dibahas dan dikembangkan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Sekalian Aja!": Filsafat Manusia, Waktu, dan Perjalanan

6 Maret 2015   05:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Sekalian aja!", adalah salah satu ungkapan ketika kita ingin menghemat waktu. Ini akan membawa anda pada aktivitas yang berbeda yang dilakukan secara berlanjut dalam suatu rentang waktu dan "lintasan" medan tertentu. Misalnya, kakaksaya ingin beli baju baru, dan temannya minta tolong untuk diantar pulang. Lalu kakak berkata, "Yuk, sekalian aja!". Tapi tidak semua hal bisa dilakukan sekalian.

Yang dilakukan kakaksaya ini karena dia mampu untuk melakukan dua hal yang berbeda dengan waktu yang bisa ditoleransi dan lintasan jalan yang searah. Dengan begini, dia memanfaatkan waktu baik untuk kebutuhan dirinya dan membantu sesama.

Masih Bisa Sekalian?

Bagaimana kalau kita ubah skenarionya. Kakak hari ini hanya punya waktu 1-2 jam. Dia sudah ada janji dengan seseorang, tapi dia ingin sekali untuk bertemu dengan salah satu teman lamanya. Dia tinggal di perbatasan Jakarta. Dengan mengatakan dalam hati, "sekalian aja!", apakah bisa terjangkau?

Dalam situasiini, dia sebaiknya memilih salah satu. Padatnya kota Jakarta membuat kita harus hati-hati dengan waktu. Apalagi, janji harus ditepati, dan tepat waktu pastinya. Ada hal yang perludiperhatikan.Suatu perjalanan tidak hanya mengukur berapa lama waktu yang ditempuh. Misalnya, perjalanan Jakarta ke Tangerang kira-kira 90 menit. Tidak sesederhana itu. Ada yang berpengaruh juga dalam perjalanan kita. Yaitu lintasan. Lintasan itu macam-macam wujudnya. Ada yang lurus, berkelok, naik, turun, terjal, dan halus. Belum lagi berbagai entitas yang ada bersamanya. Kendaraan yang berlalu-lalang, pepohonan, gedung-gedung. Semua berpengaruh dengan waktu tempuh kita.

Berbeda

Sebuah jalan dengan gedung-gedung bertingkat di kedua sisi akan berbeda dengan jalan dengan hamparan luas. Inilah kemudian membawa kita pada istilah "ramai"dan "sepi". Kadang juga, "macet " dan "lancar" atau "lenggang".Oleh karena itu, orang-orang sibuk berpikir mencari jalan tikus. Biar cepat sampai.

Tapi tidak semua bisa berjalan mulus. Suatu saat, ada kalanya lintasan dan waktu tidak bisa bersahabat. Dalam keadaan chaos seperti ini, kita harus tegas memilih, bahkan melepas salah satu dari rentetan rencana pada waktu dan lintasan yang direncanakan sebelumnya. Hal ini yang membuat penting bagi anda untuk duduk tenang, dengan segelas teh atau kopi panas, menuliskan rencana untuk besok. Karenasemuapasti dihadapkan pada waktu dan lintasan. Keduanya adalah medan dunia keseharian manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun