Mohon tunggu...
Reville Sinaga
Reville Sinaga Mohon Tunggu... Novelis - Freelancer

Penulis amatiran

Selanjutnya

Tutup

Money

Toba Highlands Coffee, Kopi dari Bukit Danau Toba

26 Agustus 2020   22:44 Diperbarui: 26 Agustus 2020   22:48 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kamu mendengar kata Toba, apa yang pertama kali datang ke pikiran mu? Yup, kamu benar “Danau Toba”. Danau yang indah yang dikelilingi bukit-bukit tinggi dan berbagai daerah wisata tersebunyi dibalik bukit-bukit tersebut. Sebut saja seperti Batu Gantung, Pulau samosir dan pemandian air panas.

Loh apa Hubungannya dengan Kopi? Eitss, tunggu sebentar. Mari kita bahas sejarah danau Toba secara singkat. 

Danau Toba berasal dari letusan gunung sekitar 74.000 tahun yang lalu. Akibat letusan tersebut danau Toba merupakan danau terbesar dan sekaligus danau vulkanik terbesar di dunia. 

Dari letusan gunung tersebut tersebarlah debu vuknanik yang mengelilingi wilayah Toba. Hal menghasilkan keuntungan berupa tanah dataran tinggi yang subur dan udara yang segar.

Dikutip dari buku ‘The Little Coffee Know It All’ mengatakan bahwa “ketinggian dan letak garis lintang memang penting, tetapi anda perlu mengingat bahwa pengaruh kedua yaitu suhu wilayah tanam, yang mempengaruhi karakter rasa minuman favorit anda”

Kopi merupakan salah satu komoditas utama yang menjadi mata pencaharian masyarakat di Toba atau Sumatera Utara. Ketinggian wilayah sekitar danau Toba yaitu antara 300-2200 mdpl. 

Dengan curah hujan sebesar 223 mm pertahun. Suhu udara berkisar antara 17 C-29 C dan rata-rata kelembaban udara 85,04% (DiskominfoTobasa, 2017). Dari data tersebut kita dapat menyimpulan bahwa daerah sekitaran dabau Toba merupakan tempat yang sangat cocok untuk penanaman Kopi.

whatsapp-image-2020-08-26-at-22-10-01-5f4680da097f3676777c7a82.jpeg
whatsapp-image-2020-08-26-at-22-10-01-5f4680da097f3676777c7a82.jpeg
Kualitas dan keragaman rasa kopi Toba memang tidak perlu diragukan lagi. Sebut saja kopi-kopi berikut ini; Kopi Karo (1.200-1.300 mdpl), Kopi Simalungun (900-1.200 mdpl), Kopi Sidikalang (1.200-1.700 mdpl), Kopi Samosir (1.000-1.500 mdpl), Kopi Lumban Julu (1.000-1500 mdpl), Kopi Lintong (1.200-1.450 mdpl), Kopi Sipirok (1.000-1.400 mdpl), Kopi Mandailing (1200 mdpl). 

Ada berbagai macam kopi dari daerah Toba yang seharusnya jadi perhatian khusus, akan tetapi masih belum dikenal gaungnya. Dari kopi tersebut manakah yang pernah anda dengar? Jika anda hanya mendengar sebagian, sangat wajib bagi anda para pecinta kopi mencari tau lebih banyak lagi tentang Kopi dari wilayah danau Toba.

dokpri
dokpri
Kopi, komoditas pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat di Sumatra Utara. Akan tetapi harga ekspor kopi tidak stabil dan melemah dari tahun ketahun membuat perenokomian masyarakat semakin sulit. Bahkan banyak petani kopi yang mulai meninggal pertanian Kopi karna sulitnya menyeimbangkan upah pemetik dan biaya perawatan. Contoh saja ditahun 2018-2019 dimana rata-rata harga ekspor kopi hanya berkisar US$ 5.3-US$5.5 perkilogram (Katadata, 2019).

Berawal dari kesulitan tersebut, seorang pria asal Toba bernama Acca Manurung secara serius ingin menjembatangani petani dengan pembeli. Ia bermimpi untuk menjadikan Kopi Toba dikenal seluruh kalangan masyarakat di Indonesia dan seluruh dunia. Sehingga membantu perekonomian para petani kopi di Toba. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun