Mohon tunggu...
VIKTORINUS REMA GARE
VIKTORINUS REMA GARE Mohon Tunggu... Guru - Apa adanya,jujur,bertanggung jawab dan pekerja keras
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pejuang Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Menepis Badai (Bagian Kedelapan)

5 Maret 2021   00:05 Diperbarui: 5 Maret 2021   00:56 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Berpasrah diri (sumber:mascecep345.blogspot.com)

"Baik, aku terima kamu kerja di sini dan mulai sore ini, kamu sudah mulai kerja. Tapi ingat, kamu dari Flores ke Makassar untuk kuliah, jangan sampai kamu tinggalkan kuliahmu hanya karena kamu sudah mendapat uang dari pekerjaanmu. Jangan kecewakan orang tua dan keluargamu di Flores. Kamu harus dapat membagi waktu antara kerja dengan kuliah. Kedua-duanya harus jalan tampa harus mengorbankan salah satunya," pak Rahmat menasehatiku.

"Tugas kamu adalah menjaga kantor serta semua yang ada di dalamnya.

Kalau ada telepon masuk, kamu terima dan catat di buku pesan masuk. Jika ada kiriman facsimile, kamu terima."

Panjang lebar pak Rahmat memberi arahan serta petunjuk bagaimana menerima telepon dan facsimile.

"Terima kasih pak. Aku siap melaksanakan arahan dan perintah bapak," jawabku dengan semangat.

"Baik, sekarang kamu kami tinggal ya, selamat bekerja." Pak Rahmat pulang ke rumahnya diantar oleh pak Udin.

Setelah pak Rahmat dan pak Udin keluar meninggalkan kantor, aku melompat kegirangan, menangis haru, aku bersujud syukur dengan berlinangan air mata.

"Terima kasih Tuhan, terima kasih Tuhan, terima kasih Tuhan. Engkau telah mengabulkan doaku. Aku berjanji, akan melaksanakan berkat-Mu dan kepercayaan perusahaan ini dengan baik."

Aku menangis sejadi-jadinya yang hanya disaksikan oleh dinding ruangan dan sejumlah peralatan kantor, yang mungkin juga ikut merasah bagaimana bahagianya yang ku rasah.

Hari-hari berlalu. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Tak terasa sudah enam bulan aku bekerja sebagai penjaga malam di perusahaan itu.

Bulan pertama, aku digaji Rp. 85.000. Bulan kedua aku digaji Rp.150.000, bulan ketiga naik menjadi Rp. 250.000 sampai pada bulan kelima gajiku Rp500.OOO. Untuk ukuranku uang sebesar itu setiap bulan sudah sangat lebih dari cukup. Uang kuliahku Rp 180.000/ semester. Gaji yang aku terima sebulan, sudah bisa melunasi uang kuliah satu semester.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun