Mohon tunggu...
Vikri Putra Andana
Vikri Putra Andana Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hanya ingin berbagi apa yang ada di pikiran untuk dituang menjadi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untukmu: Berkali-kali Jatuh dalam Dosa

23 April 2020   08:30 Diperbarui: 26 April 2020   22:34 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu, hari dimana engkau merasa paling buruk. Sudah berkali-kali kau terjebak dalam lubang yang sama, tapi hari itu adalah lubang yang paling buruk. Sangat buruk. Kau sudah mencoba untuk tidak kesana lagi, namun gagal. Nafsumu  selalu mengalahkan perjuangamu untuk tidak ke lubang itu. Lubang kemaksiatan.

Kini, kau merasa dosa itu telah menghitami seluruh jiwamu. Perasaanmu mulai dihantui rasa salah yang sangat besar. Akalmu tahu, bahwa itu salah, tapi hatimu tidak terlalu tajam untuk menangisi kesalahan itu. Kau sulit menangis. Semuanya terasa hitam dan kau pun berputus asa.

Kawan. Tahukah engkau? Di saat seperti ini, apakah kau tahu siapa yang akan menang ?

Ya, iblis laknat itu mulai mengibarkan bendera kemerdekaannnya ketika ia melihat engkau mulai merasa berputus asa. Ia akan tertawa terbahak-bahak dan berbangga di depan kawanannya atas hasil usahanyayang telah membuatmu berputus asa. Memang itulah misi mereka. Membuat manusia berputus asa dari  rahmat Allah.

Kawan. Tahukah engkau? Seberapa luasnya Rahmat Allah ?

Di detik-detik terakhirnya, Fir'aun sang manusia lalim yang telah skarat menjelang maut menghampirinya, mulai menyadari akan kebiadaban dirinya sendiri. 

Fir'aun merasa lemah dan tak berdaya. Ia sadar bahwa dirinya sudah terlalu melampui batas hingga berani mengakui dirinya sebagai tuhan yang paling tinggi. 'aduhai, betapa biadabnya diriku ini' begitu menyesalnya Fir'aun di detik-detik terakhirnya itu.

Dalam detik-detik terakhir dan dalam detik-detik penyesalan itu pun, Fira'un ternyata mencoba untuk mengakui kesalahannya dan bertaubat seraya mengatakan 'Laa ilaha ilallah'. Namun sayang, disaat yang bersamaan, Jibril yang melihat kejadian itu dengan cepat bertindak untuk menghentikan Fir'aun. Sebab kekesalan Jibril terhadap kekejian Fir'aun, membuat Jibril menyumpal lumpur hitam ke mulut Fir'aun, agar ia tidak bisa mengucapkan kalimat tauhid. Itu semua dilakukan Jibril karena ia takut, jika Fir'aun mengucapkan itu, maka Rahmat Allah akan datang kepadanya.

"Wahai Muhammad! Andai saja kau melihatku saat mengambil lumpur hitam lautan lalu aku sumpalkan ke mulutnya, karena khawatir Rahmat menghampirinya." Kata Jibril yang diriwayatkan dalam Hadist Riwayat At-Tirmidzi 3320,3321)

Kawan. Tahukah engkau? Bahwa Rahmat Allah mendahului murka-Nya ?

Amboy. Sangat naif jika kita berprasangka bahwa diri yang ternoda ini tidak akan bisa mendapatkan kasih sayang dari-Nya. Fir'aun yang dosanya telah melampaui semesta pun, masih tetap optimis untuk bertaubat di detik-detik krusialnya. Nah, kita? Syukur maksiat kita belum separah Raja Mesir itu, namun kita terkadang dengan cepat berputus asa dengan Rahmat Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun