Mohon tunggu...
Vikrama
Vikrama Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Semester Hampir Tua

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membakar Foto Presiden Prancis Emmanuel Macron, Pengunjuk Rasa di Indonesia Juga Menyebut dirinya "Iblis"

11 November 2020   11:19 Diperbarui: 11 November 2020   11:31 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden Prancis ini dilanda serangan protes setelah dirinya membela sebuah kartun yang menampilkan gambar Nabi Muhammad.

Indonesia, salah satu negara yang mayoritas penduduknya muslim ikut meramaikan protes terhadap Emmanuel Macron. Beribu pengunjuk rasa memprotes pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron terhadap sebuah terbitan kartun yang memperlihatkan sosok Nabi Muhammad di dalamnya.

Macron menyatakan bahwa dirinya membela terbitan kartun tersebut, padahal kartun tersebut dirasa menyinggung umat beragama Islam.  Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan seperti "Go to hell, Macron", "Macron is the Devil". Mereka juga membawa papan-papan yang berisikan tulisan yang sama dengan apa yang mereka teriakkan.

Aksi unjuk rasa ini dilaksanakan pada hari Senin, diluar Kedutaan Besar Prancis, Jakarta. Meskipun penjagaan di Kedutaan Besar Prancis sangat ketat, namun akhirnya demonstrasi tersebut bubar dengan damai di sore hari.

Berbagai kecaman dan juga aksi boikot telah dihadapi oleh Macron, salah satunya pemboikotan produk-produk Prancis. Hal ini dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia.

Kartun ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2015 di majalah Charli Hebdo. Kartun ini akhirnya diterbitkan kembali pada bulan lalu sebagai bahan ajar perkuliahan tentang kebebasan berekspresi. Namun, kartun ini yang kemudian menjadi alasan pembunuhan yang memakan korban setidaknya 4 orang.

Salah satu korban merupakan seorang guru yang mengajar di kelas tersebut dan dibunuh dengan cara dipenggal kepalanya pada 16 Oktober. Tiga korban lainnya dibunuh di sebuah kota tepi laut bernama "Nice".

Penyerangan ini ternyata pernah terjadi di tahun 2015 pada saat kartun ini terbit pertama kali. Dilakukan oleh penyerang beragama Islam, penyerangan terhadap kantor Charlie Hebdo ini menewaskan 12 orang, Setelah lama berlalu, pada bulan September majalah Charlie Hebdo kembali menerbitkan kartun tersebut sebagai tanda dimulainya persidangan terhadap para tersangka.

Dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera pada akhir pekan lalu, Macron menyampaikan pembelaan terhadap hak atas kebebasan berpendapat. Akan tetapi Macron juga mengatakan bahwa ia mengerti masyarakat dapat "dikejutkan" dengan adanya karikatur tersebut.

"Kami menuntut permintaan maaf darinya! Kami menuntut pemerintah Indonesia untuk mengusir Duta Besar Prancis!" ucap seorang ulama Muslim. Kemudian banyak orang menyahuti "Allahu Akbar!" yang merupakan bahasa Arab untuk "Tuhan itu Agung."

Seorang pengunjuk rasa bernama Ela Sapari memberitahu bahwa dia akan mempertimbangkan lagi untuk memakai produk fashion dari Prancis. Ia mengatakan memiliki tas asal Prancis seperti Hermes, Dior, Chanel dan tidak akan membeli produk asal Prancis lagi. Akan tetapi ia tidak akan membuang tas-tas yang sudah dibeli karena harganya yang mahal, dan akan dirinya simpan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun