Mohon tunggu...
Viki Fadzila
Viki Fadzila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gaya Hidup Materialisme dan Peran Tasawuf dalam Kehidupan Manusia

4 Oktober 2018   15:09 Diperbarui: 4 Oktober 2018   15:11 2328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Peranan Tasawuf dalam Mengatasi Gaya Hidup Materialisme

Tasawuf atau sufisme telah diakui dalam sejarah telah berpengaruh besar atas kehidupan moral dan spiritual Islam sejak ribuan tahun silam. Selama kurun waktu itu kehidupan tasawuf sangat melekat pada masyarakat terdahulu bukan hanya sebatas kelompok kecil atau perorangan. Seiring berjalan waktu kehidupan tasawuf mulai tergeser karena adanya paham materialisme yang semakin merajalela di Era Modern saat ini.

Dalam masyarakat modern yang cenderung terhadap sikap rasionalis, sekuler, dan materialis, ternyata tidak akan menambah ketenteraman dan kebahagiaan dalam hidupnya. Berkaitan dengan itu, Sayyid Hossein Nasr, menilai bahwa akibat masyarakat yang modern yang mengutamakan ilmu pengetahuan dan seperti menjadi budak oleh teknologi, berada dalam wilayah pinggiran dirinya sebagai manusia. Hal ini mengakibatkan kehampaan spiritual, yang akibatnya sekarang kita banyak menjumpai orang gila, stres, dan gelisah mengenai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya karena tidak mempunyai pegangan dalam hidup.

Semua perasaan-perasaan itu diakibatkan karena takut kehilangan semua apa yang telah dimilkinya di dunia seperti jabatan, harta, uang, dan lain-lain. Mereka tidak mampu mengontrol kondisi rohani dan spiritualnya sehingga menyebabkan mereka semakin jauh dengan Tuhannya.

Untuk itu alternatif yang sangat bagus adalah dengan mempelajari tasawuf, karena tasawuf dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan spiritual mereka. Tetapi dalam hal ini tasawuf bukan berarti menjauhkan manusia dari kenyataan ini, akan tetapi tasawuf adalah suatu usaha untuk membentengi diri dengan nilai-nilai rohaniah, sebab dalam tasawuf selalu dilakukan dzikir kepada Allah swt sebagai sumber motivasi dan nilai-nilai spiritual.

Tasawuf juga dapat melatih manusia memiliki ketajaman batin dan menjadikan manusia memiliki kehalusan budi pekerti dan selalu mempunyai pegangan dalam hidupnya sehingga manusia tidak mudah terhempas oleh kehidupan modern yang serba mewah dan menjunjung tinggi materi. Inilah sebagian kecil dari peran tasawuf untuk kehidupan manusia.

Imam Junaid al-Baghdadi : Studi atas Pemikiran Tasawufnya

Nama lengkapnya adalah Abu al-Qasim al-Junaid bin Muhammad al-Khazzaz al-Nihawandi. Ia dilahirkan di Kota Nihawand,persia. Orang tuanya adalah pedagang pecah belah. Ibunya adalah saudara kandung dari Sari as-Saqati (253 H/867 M), seorang tokoh sufi pada masa itu yang kemudian menjadi gurunya.

Dikatakan bahwa di antara para Sufi pada masanya, Junaid adalah seorang Sufi yang mempunyai wawasan yang luas terhadap ajaran tasawuf, dan mampu membahasa secara mendalam khususnya dalam pembahasan tauhid dan fana'.

Pemikirannya Tentang Tasawuf :

Menurut Junaid al-Baghdadi, tasawuf adalah menjaga waktu dalam arti dapat menjaga waktu dengan benar seseorang tidak berbuat di luar kemampuannya,tidak menyetujui kecuali dari Allah swt. Beliau juga menambahkan arti tasawuf merupakan bersatunya hati seseorang dengan yang Maha Benar (Allah swt), dan hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan keinginan-keinginan hawa nafsu demi untuk menguatkan jiwa dan selalu berada dalam lindungan Allah swt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun