Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dawet Kani, Dawet Legendaris Khas Kudus Merambah Yogyakarta

7 Oktober 2020   09:50 Diperbarui: 7 Oktober 2020   10:03 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dawet Kani gimana rasanya mba?" pertanyaan mas Danial Ahsin meluncur sesaat setelah melihat saya meneguk segelas penuh Dawet Kani. 

Saya memang mengambil tempat paling strategis yaitu tepat di samping tempat pembuatan. Siang itu owner dari kedai Dawet Kani sendiri yang membuatkannya. Saya memesan Dawet Kani dengan sirup Gula Aren cair dengan potongan es batu yang asli matangnya. 

"Lembut mas dawetnya, trus pas diminum tenggorokan tidak terasa serak padahal ini santannya kental ya. Apalagi aroma pandan tahan lama wanginya!"

"Nah itu kelebihanya mba. Santan kental ini namanya Kani kalau di Kudus, kalau di Jogja nama bekennya Kanil. Coba tebak berapa butir kelapa segar yang saya pakai buat 1 wadah yang bisa buat 150 gelas ini? Saya mengolah Kanilnya ini sampai 90 menit loh. Tuh uap panasnya sampai masih menguar walau tidak ada kompor di bawah wadah." 

Bonus minum Dawet di sini tidak hanya keramaham ownernya namun juga acara tebak-tebakan. Kalau kalian beruntung, pasti dapat juga tambahan banyak cup Dawet Kani untuk dibawa pulang, memang ownernya royal. Coba deh pas kalian datang ke Dawet Kani, dapat tebakan apa dari mas Danial.

Dawet Kani Sirup Gula Aren. Doc:Pribadi
Dawet Kani Sirup Gula Aren. Doc:Pribadi

Untuk lokasi kedai Dawet kanil sih gampang ditemukan apalagi sudah tercantum di Google Maps. Kalau kalian di daerah Sleman pasti sudah biasa melalui jalan Kaliurang, nah kedai Dawet Kani ada di Km 10. Tepatnya di sebelah utara kantor BRI unit Ngaglik. Nah hanya selang dua toko, sudah terlihat spanduk kain kedai Dawet Kani dengan latar warna kuning dengan tulisan "Dawet Kani" berwarna hijau. Bisa pesen skala besar langsung ke kedainya atau tanya detailnya ke admin akun Instagram @dawetkani ya. Bukanya mulai pukul 9 pagi sampai 4 sore, dan bisa dipesan via go food segera pastinya.

"Hum, 15 butir kelapa ya mas? Kental gini loh!" jawaban saya sambil memandang santan yang diaduk-aduk untuk membuatkan segelas lagi. Bukan buat saya, tapi pembeli yang memesan empat cup Dawet Kawi dengan sirup Frambros. Iya, untuk awal promo ada dua varian sirup yang bisa dipilih. Pstt kedua sirupnya asli homemade mas Danial sendiri, mana tidak pelit saat menuangkannya. Oya per varian sirup dengan kapasitas 1 liter bisa untuk 40 gelas Dawet Kani.

Kani Panas. Doc:Pribadi
Kani Panas. Doc:Pribadi

Ada jeda 6 menit diantara jawaban tebakanku dengan jawaban mas Danial. Dan setelah empat cup sudah di tangan pembeli, acara tebak-tebakan kami dilanjutkan. "Tambah lima butir kelapa lagi mba. Aku butuh 20 butir kelapa segar setiap harinya. Bisa jadi akan bertambah seiring perkembangan penjualan apalagi harga promo 6 ribu begini menarik banyak pelanggan. Selanjutnya akan ada varian baru plus tambahan topping. Bisa durian atau kopi, kan banyak penggemar kopi di Jogja."

"Termasuk nambah cemilan mas?"

"Pastinya masuk daftar. Coba tebak harga percup take away Dawet Kani?"

"10 ribu?"

"Enam ribu saja. Mau minum di kedai atau bawa pulang tetap sama harga!"

Danial Ahsin. Doc:Pribadi
Danial Ahsin. Doc:Pribadi

Acara tebak-tebakan berhenti kembali saat ada pesanan untuk 10 cup dengan dua varian. Kedai Dawet Kani memang baru buka tanggal 1 Oktober 2020 tapi rupanya sudah ramai pembeli. Saya melanjutkan mendulang cendol yang tersisa sembari menunggu mas Danial menyelesaikan pesanan. 

Oya cendol juga buatan sendiri dari 3 Kg Tepung Sagu bewarna merah (Tepung Sagu mempunyai 3 jenis kualitas yang bisa ditandai dengan warna masing-masing). Biasanya cendol dibuat dari Tepung Beras namun salah satu ciri khas dari Dawet Kani memang penggunaan Tepung Sagu yang disaring memakai kain khusus sebagai bahan cendol. Alhasil memang lembut dan lebih mudah dicerna saat dikonsumsi. 

Nah untuk 100 gelas Dawet Kani memerlukan 3 kg cendol matang, jadi bisa hitung sendiri berapa cendol yang dibutuhkan bila ada pesanan sampai 300 gelas.

"Mas belajar dari mana kok bisa mengolah dawet sendiri?" pertanyaan saya kembali saat uang kembalian untuk pembeli sudah selesai disodorkan. "Belajar langsung ke keluarga penjual dawet di Pasar Kliwon Kudus mba. Empat bulan sendiri di sana, mulai dari belanja bahan-bahan, mengolah sampai melayani pembeli. Di sana bisa 60 gelas setiap transaksi, belum lagi pesanan dari kantor di sekitarnya!"

Lokasi Dawet Kani. Doc:Pribadi
Lokasi Dawet Kani. Doc:Pribadi

Dan acara tebak-tebakan kami berhenti saat teman memberikan kode untuk segera ke acara selanjutnya. Tak lupa 4 cup Dawet Kani dengan dua varian sudah terbungkus rapi, siap kami bawa pulang untuk keluarga. Yuk lah kapan lagi ke kedai Dawet Kani lagi mencicipi varian rasa terbarunya. Dawet legendaris khas Kudus sudah merambah Yogyakarta loh gaes! Dunia kuliner kota Gudeg bertambah lagi semaraknya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun