Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjalin Unsur Gaia (Ibu Bumi) dalam "Art Movement"

31 Oktober 2017   15:09 Diperbarui: 31 Oktober 2017   15:28 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KJog, pak Yan dan 5 seniman. Doc:Riana Dewie

"The basic pattern of life is an network. Whenever you see life, you see networks. The whole planet, what we can term 'Gaia' is a network of processes involving feedback tubes. Humans are part of the larger whole, Gaia."

Pemikiran Fritjof Capra di atas mengenai relasi antara sains dan mistisisme selalu menarik untuk dibahas. Terlepas dari persetujuan ataupun kontra terhadap pemikiran yang terkesan beraliran new age,namun kalimat di atas membuat saya teringat akan sebuah pelajaran kecil ilmu biologi yang nyaris alpha diingat. PHI atau golden ratio.

 Proposi Agung merupakan benang merah dari tiap ciptaan dalam dunia, yang akan anda temui jika mau memperhatikan lebih sabar serta teliti. Bahkan dalam sonata-sonata Mozart, symphony Beethoven serta yang terkadang dianggap sederhana adalah perbandingan jarak antara ruas-ruas jari tangan dan kaki. Silakan menjelajahkan telunjuk anda menuju dunia maya untuk detail dan contoh Proposi Agung dalam dunia nyata.

Seperti dunia yang terdiri jalinan  jaringan, maka penanda PHI dari jaringan tersebut adalah benang merah yang sama. Begitu juga alam yang merupakan salah satu perangkum bumi dalam lingkupnya. Unsur-unsur alam akan memberikan kemampuan terbaiknya untuk menopang bumi agar mampu bersinergi dan mendaur ulang mandiri.

sal

Karya Ivan Bestari. Doc:Ivan Bestari
Karya Ivan Bestari. Doc:Ivan Bestari
Begitu juga manusia, termasuk saya, yang merupakan salah satu bagian dari Gaia (Ibu Bumi) bila dirujuk dari pemikiran Fritjof Capra. Terlepas dari kita setuju ataupun kontra namun tak bisa menaifkan bila manusia mempunyai tanggung jawab untuk memelihara dunia. Tentu melalui bumi yang dipijak dan langit di bawah atmosfer yang menyuplai oksigen secara cuma-cuma. Tentu tidak perlu berpakaian manusia super, atau hidup abadi layaknya dewa Yunani untuk bisa memelihara ibu bumi. Beberapa memilih menjadi seniman yang mendaur ulang benda-benda untuk diaplikasikan ke dalam bentuk yang baru, dan bernilai seni.   

Memang di bawah langit tiada yang baru, dan mungkin tehnik yang digunakan lima seniman muda berikut juga demikian. Ide atau motivasi mungkin bisa dimiliki semua manusia, namun hasil olahan tangan setiap pribadi tidak mungkin sama. Itulah pembeda dalam setiap jalinan karya penghuni bumi. Bukankah sekalipun kembar, namun tetap saja perbedaan tersurat maupun tersirat.

Ivan Bestari dalam setiap karyanya menggunakan pecahan gelas bekas yang dialiri panasnya api. Proses selanjutnya adalah dipipihkan dan direnggangkan hingga membentuk jalinan jaringan, sebagai bakal bentuk yang baru. Seperti pemikiran salah satu ahli fisika bahwa bumi adalah hasil bertemunya unsur-unsur dalam gugusan Bima Sakti. Dari sesuatu yang tidak hidup menjadi tempat di mana sebuah sususnan kehidupan terbentuk.

Karya Ludiro Yudha. Doc:Ludiro Yudha
Karya Ludiro Yudha. Doc:Ludiro Yudha
Ludira Yudha membentangkan unsur ibu bumi dalam setiap ruas dan lengkukan dari jalinan kawat yang dililitkan. Saat melihat hasil karyanya, saya teringat akan akar-akar pohon baik berukuran raksasa maupun yang  direkayasa  secara bonsai. Ujung-ujung akar tersebut merupakan nadi dari pokok pohon untuk tetep bernafas. Sama seperti bumi yang merupakan salah satu nadi di gugusan Bima Sakti.

Karya Dery Pratama. Doc:Pribadi
Karya Dery Pratama. Doc:Pribadi
Dery Pratama memilih menggunakan bahan besi yang membentuk kerangka menjulang langit, dengan sentuhan keramik-keramik sebagai unsur tanah. Saya menjadi teringat Taman Gantung  Babylonia yang mencapai ketinggian 100 meter di atas permukaan tanah. Jika kisah itu terbentuk sebagai bukti cinta Raja Nebukadnezar II kepada pemaisurinya. Mungkin karya seni  Dery Pratama adalah implemantasi keresahannya akan semakin jauhnya kehidupan manusia dengan permukaan tanah dengan pembuatan bangunan pencakar langit.

Karya Apri Susanto. Doc:Pribadi
Karya Apri Susanto. Doc:Pribadi
Apri Susanto yang menggunakan bahan clay yang bebas jamur, memfokuskan diri pada unsur air yang diimplementasikan dengan bentuk-bentuk permukaan hasil karya yang bergelombang. Air sendiri seperti yang kita tahu tentu bersifat dinamis. Sama seperti kehidupan manusia dalam menjalin jaringan dengan sesama, ataupun dengan unsur ibu bumi yang lain. Sebagaimana tanah bisa bersanding dengan air dan sebaliknya, demikian juga manusia yang bersanding dengan unsur alam yang lain.

Karya Dedy Shofianto . Doc:Dedy Shofianto
Karya Dedy Shofianto . Doc:Dedy Shofianto
"Abbas Ibn Firnas!" Pemikiran pertama saat mengamati hasil karya dari Dedy Shofianto yang menggabungkan unsur kayu dengan tehnologi yang diolah oleh manusia. Jika perintis awal tehnologi pesawat terbang sederhana dari belahan bumi bagian timur. Dengan dua set sayap yang dikontrol maka ilmuwan Irak ini berhasil menerbangkan walau ahkirnya terluka saat terjatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun