Mohon tunggu...
Xavier Kharis
Xavier Kharis Mohon Tunggu... -

“Dalam kesadaran moral ku, mata Allah menatapku, dan sejak itu, tak pernah dapat aku melupakan bahwa mata itu memandangku” (Kierkergaard)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bergereja di Era Digital, "Baiknya Gimana Yah?"

29 November 2018   21:22 Diperbarui: 29 November 2018   21:25 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Suatu pagi, baru saja kehujanan karena harus menempuh perjalanan dengan sepeda motor, saya harus duduk manis selama kurang lebih 2 jam untuk mendengarkan penjelasan mengenai "Bergereja di Era Digital?". 

Dengan merasa kedinginan, dan agak risih karena juga kebasahan, saya mencoba untuk mendengarkan penjelasan mengenai topik ini. Bukannya karena hal ini suatu yang baru bagi saya. Tapi, kalau saya tidak mendengarkan dengan baik maka saya tidak punya ide yang maksimal untuk menulis artikel ini, hehehe...

Bicara tentang topik ini, sebenarnya tidak bisa dibilang sebagai isu yang baru. Karena ketika saya masih duduk di bangku SMA pada tahun 2013, sudah mulai banyak komisi-komisi pembinaan dari berbagai gereja, menyiapkan materi tentang topik "Bergereja di Era Digital", baik untuk pembinaan remaja dan pemuda, maupun untuk kelas-kelas katekisasi. Bahkan ketika saya sendiri mengikuti kelas katekisasi --juga pada tahun 2013-, saya sedikit merasakan "cipratan" dari topik ini.

Berhubung papa saya adalah seorang pendeta, dan juga mengajar saya di kelas katekisasi, sebagai anak yang kepo, saya memanfaatkan diri saya sebagai seorang anak pendeta untuk bertanya (mumpung serumah sama pendeta, hehe) kenapa topik ini harus diangkat. 

Dengan penuh semangat, papa menjelaskan "karena pada dasarnya, katekisasi adalah wadah yang digunakan gereja untuk membina dan mempersiapkan umat, tidak hanya dalam hidup bergereja, tetapi juga bagaimana ia hidup sebagai orang Kristen, yang harus menyatakan Allah kepada sesamanya, dengan dan pada zamannya". Artinya, orang beriman itu tidak hidup di dalam ruang hampa. 

Di sekitarnya, ada konteks dan zaman yang dimana ia juga sedang berada pada masa itu. Jadi, tidak mungkin -hanya sekedar memberikan renungan-, kita harus sama seperti Rasul Paulus yang mengirimkan surat kepada umat yang hendak dilayaninya. Zamannya sudah berbeda. Oleh karena itu penting bagi gereja untuk membina umat sesuai dengan zamannya.

Kembali kepada topik utama kita...

Jadi, kita dapat mengetahui bahwa topik "Bergereja di Era Digital" ini sudah menjadi pembahasan dalam 5 tahun terakhir. Namun di tahun ini, nampaknya topik ini kembali diangkat dan disosialisasikan secara lebih luas lagi. 

Bukan hanya karena dalam 5 tahun terakhir perkembangan teknologi sudah dirasa semakin berkembang terus, tapi saya juga mengasumsikan karena kita sedang masuk kepada era yang disebut "Revolusi Industri 4.0".

Revolusi Industri 4.0 ini menjadi salah satu pembahasan yang "seksi" pada tahun ini. Secara sederhana era ini merupakan era dimana otomasi tidak lagi hanya sekedar mesin dan komputer yang bekerja. 

Tetapi internet yang menjadi pengendali utama, sehingga pertukaran data dapat menjadi lebih cepat, dan --diharapkan- lebih transparan. Hal ini memudahkan kehidupan manusia, termasuk kehidupan perindustrian karena akses untuk kemanapun dapat menjadi lebih mudah dan cepat. Pertanyaanya, sadarkah bahwa ini juga berpengaruh terhadap kehidupan orang Kristen dan gereja?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun