Mohon tunggu...
Vidyadhana Nindita Darwanto
Vidyadhana Nindita Darwanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kontroversi Yoon Seok Yeol, Presiden Baru Korea Selatan

8 Agustus 2022   20:53 Diperbarui: 8 Agustus 2022   21:09 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada hari Selasa, 10 Mei 2022 lalu, Korea Selatan menyambut presiden baru dengan dilantiknya Presiden Yoon Seok Yeol sebagai presiden ke-20 Korea Selatan, menggantikan Presiden Moon Jae In yang sudah melalui masa jabatan sejak tahun 2017 hingga 2022. 

Berbeda dengan mantan Presiden Moon Jae In yang beraliran politik liberal, Presiden Yoon Seok Yeol yang merupakan mantan kepala jaksa Korea Selatan hingga Maret 2021 lalu itu adalah seorang konservatis. Lalu apa saja kontroversi Presiden baru Korea Selatan selama ia menjabat?

Selama masa kampanye, Yoon Seok Yeol memanfaatkan gerakan anti-feminis yang sudah mendarah daging menjadi kultur di Korea Selatan. Dengan cara ini, ia dapat menarik para pria yang cemas akan kalah dari wanita. Bahkan Yoon menyerukan bahwa ia akan menghapus Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga, dan menolak fakta adanya "diskriminasi gender sistematis" di Korea Selatan. 

Selain itu Yoon menyalahkan tingkat kelahiran yang rendah di Korea Selatan pada feminisme, dengan mengatakan bahwa feminisme mencegah hubungan yang sehat antara pria dan wanita. Kondisi ini menggambarkan akan adanya kemunduran perjuangan perempuan di Korea Selatan. Tak sedikit perempuan Korea Selatan yang marah dan kecewa dengan kemenangan Yoon Suk-yeol.

Hasil dari kampanye anti-feminis yang dilakukan oleh Yoon banyak ditentukan oleh suara mengambang pemilih muda. Sebanyak 58,7% suara dukungan berasal dari kalangan pria berusia di bawah 30 tahun, namun ia hanya mendapat dukungan sebesar 33,8 % dari kalangan wanita berusia di bawah 30 tahun

Presiden Yoon Seok Yeol berjanji bahwa ia akan membangun hubungan aliansi yang kuat dengan presiden Amerika Serikat dan dan mencanangkan untuk melakukan latihan militer bersama yang lebih intensif. Selain itu, Korea Selatan juga ingin aktif dalam Kerjasama bilateral dengan AS-Jepang. Langkah ini menrupakan Langkah penting yang dapat membuat hubungan Korea Utara-Korea Selatan dalam nuansa baru.

"Saya akan memperkuat kapasitas militer untuk menangkal setiap bentuk provokasi. Saya akan tegas menghadapi perilaku curang Korea Utara, meski saya selalu membuka peluang bagi dialog Utara dan Selatan." Kata Yoon Seok Yeol dalam pidato pelantikannya.

Ahli politik meyakini bahwa aliansi antara Amerika Serikat dan Korea Selatan akan bekerja lebih mulus dan selaras, tidak hanya dalam isu Korea Utara dan China, tetapi juga isu regional dan global

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun