Mohon tunggu...
Vidi Susanto
Vidi Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Photography

Mahasiswa tingkat akhir Gemar potography

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Halimun Datang, tapi Kekhawatiran yang Muncul

28 November 2021   17:58 Diperbarui: 28 November 2021   18:03 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kabut menyelimuti badan bukit/ foto:vidi susanto

Masuk ke bulan november sudah tentu masuk kedalam musim penghujan, biasanya masyarakat terdahulu meyakini musin penghujan akan datang di akhir tahun di bulan oktober, november, desember, tapi tak jarang di bulan januari turun juga hujan dengan intensitas rendah.

Tadi pagi pukul 07.15 langit memperlihatkan akan turunnya hujan, melihat hal tersebut tentu saya mengantisipasi untuk berangkat kerja membawa jas hujan dan sendal jepit. Namun di siang hari matahari muncul sangat terik di Kota Subang. Pukul 14.30 langit memperlihatkan akan turunnya hujan, awan hitam berkumpul situasi seakan-akan mencekam.

Tak lama hujan turun sangat deras dengan angin. Hampir satu jam menunggu, rasannya tak ada tanda-tanda hujan akan reda. Warna langit memperlihatkan warna putih, yang mana di yakini masyarakat terdahulu bila hujan turun dan langit berwarna putih maka hujan akan turun lama.

Mengingat waktu sudah menunjukan 15.20, saya memaksakan diri untuk pulang walaupun hujan tetap turun. Di karenakan jalan yang biasa di lalui terlalu jauh, maka saya menggunakan jalan arternatip Warung Kadu-Sagalaherang. Namun tak lama Halimun terlihat setelah lama jarang saya lihat. Memasuki area pesawahan, di arah selatan halimun turun diantara bukit-bukit. Kerinduan akan halimun seketika terbayar, tampaknya disini hujan sudah tak terlalu besar, dan hanya sekedar rintik.

Namun setelah beberapa ratus meter. Aliran sungai di bagian kiri setika mengantarkan akan ketakutan, luapan air yang tingi, di tambah derasnya arus sungai membuat saya memperlambat laju kendaraan. Coklat pekat begitu kentara terlihat, jalan rusak memper sulit mempertahankan keseimbangan. Keindahan akan halimun justru hanya beberapa saat saya nikmati, fokus saya tertuju pada aliran yang begitu sangat menakutkan.

Setelah sekian menit berlalu di area hutan yang masuk kedalam wilayah Batu Kapur, Desa Curug Agung. Mata tertuju pada dingding tebing yang mengalami kerusakan, di sebagian tempat ada longsoran kecil yang mengakibatkan air turun melewati badan jalan, berselang tak lama, kayu-kayu berukuran kecil berserakan di bahu jalan. Nampaknya ada penebangan pohon yang di lakukan entah oleh siapa, begitupun banyak tanaman bambu yang di tebang entah di bawa kemana dan buat apa.

Tentu kekhawatiran muncul bila mana tanaman terus di tebang tanpa ada penanaman kembali. Bagaimanapun area tebing sangat riskan terjadinya longsor bila tidak pohon sebagai penyangga. Peran tanaman bambu pun sangat berdampak baik untuk mengatasi tanah longsor, membelah angin dan masih banyak mangfaat lainnya.

Tentu bagi kalian yang sering menggunakan jalan arternatip Warung Kadu-Sagalaherang harus berhati-hati. Dan bila mana turun hujan di sarankan untuk tidak melewati jalan tersebut, di karenakan jalan yang licin dan rusak sangat berbahaya. Tentu tak ada salahnya bagi kita untuk saling mengingatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun