Mohon tunggu...
Vidia Hamenda
Vidia Hamenda Mohon Tunggu... Ahli Gizi - pegawai

suka nulis dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ideologi Transnasional ASN Bukan Isapan Jempol

6 Oktober 2021   15:01 Diperbarui: 6 Oktober 2021   15:04 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ASN. Sumber: republika

Sebulan lalu kita dikejutkan dengan penangkapan tiga terduga teroris oleh Densus 88. Tiga terduga treoris itu beinisial MEK, S  yang ditangkap di Bekasi Utara dan SH yang ditangkap di daerah Grogol Jakarta Barat. Mereka juga menyita sejumlah uang dan alat komunikasi serta perlengkapan lain.

Pihak densus 88 yang memang fokus untuk penanganan terorisme, bahwa mereka diduga terafiliasi dengan jaringan Jamaah Islamiyah. Malahan ada salah satu terduga yang terbukti merupakan anggota dari Perisai Nusantara Esa yaitu sayap penting dari JI yang bergerak di bidang advokasi. Sebelumnya dia juga tergabung dalam kelompok bernama Tholiah yang bergerak di bidang pengamanan orang dan aset milik JI.

Yang tidak kalah mengagetkan adalah bahwa S merupakan pegawai salah satu perusahaan BUMN. Sehingga S adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Padahal setahu kita seorang ASN harus menjauhkan diri alias tidak boleh terlibat dalam kegiatan politik apalagi terlibat dengan ideologi diluar Pancasila dan UUD 1945.

Ketika masuk ke sebuah institusi negara, calon ASN harus menghadapi tahapan tertentu untuk bisa menjadi seorang aparatur negara. Tahapan itu tidak gampang karena tingkap persaingannya sangat ketat. 

Seorang dengan susah payah bisa menjadi ASN dan diharapkan untuk selalu netral karena dia adalah penjaga negara. Seorang ASN harus selalu setia  pada bangsa dan negara dan segala simbolisasinya. Semua soal kedisiplinan itu ada dalam Peraturan Pemerintah no 53 tahun 2010 dengan segala sanksi yang menyertainya jika seorang ASN melanggar.

Beberapa tahun lalu mungkin kita masih ingat hasil penelitian beberapa institusi soal pengaruh indeologi transnasional pada pegawai pemerintah alias Aparatur Sipil Negara (ASN). ASN yang merupakan tiang penting negara ternyata tidak semuanya berjalan sesuai ketentuan. 

Dari beberapa penelitian itu didapat bahwa sekitar 18 -19,4 % ASN menganut paham/ideologi di luar Pancasila.

Penelitian yang dilakukan oleh Setara Institut itu memang mengagetkan banyak orang. Padahal pada penelitian Habibie Centre yang dilakukan setahun sebelum penelitian Setara Institute, didapatkan bahwa 30-40 % ASN yang terindikasi menganut faham transnasional. 

Dua pemelitian itu juga mencermati bahwa sebagian dari mereka yang terindikasi itu tidak hanya termakan  pemahaman transnasional namun juga sudah pada level bergabung dalam jaringan radikal terorisme, seperti tiga orang yang ditangkap Densus 88 sebulan lalu itu.

Di sini kita bisa paham bahwa semua hasil penelitian yang menyangkut faham transnasional, intoleransi dan radikalisme bahkan terorisme bukan isapan jempol semata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun