Mohon tunggu...
Vicky Laurentina
Vicky Laurentina Mohon Tunggu... Penulis - Food blogger Indonesia

Saya melakukan food blogging di http://vickyfahmi.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Anak Kegemukan, Apakah Sehat?

24 Oktober 2021   15:00 Diperbarui: 25 Oktober 2021   12:47 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang kegemukan. Sumber: Kompas.com

Gambar body mass index menurut usia untuk anak laki-laki. Gambar: CDC.
Gambar body mass index menurut usia untuk anak laki-laki. Gambar: CDC.

Gambar body mass index menurut usia untuk anak perempuan. Gambar: CDC.
Gambar body mass index menurut usia untuk anak perempuan. Gambar: CDC.

CDC akan mengelompokkan status gizi anak menjadi beberapa persentil, tapi persentil yang terpenting untuk konteks gemuk ini adalah P85 dan P95. Jika persentilnya antara P85 sampai P95, anaknya disebut overweight. Sedangkan jika persentilnya melebihi P95, anaknya disebut obesitas.

Dampak Apa yang Bisa Disebabkan oleh Obesitas pada Anak?

Kebetulan saya ini dokter umum. Dulu saya sempat bantuin dokter meriksain anak-anak yang gemuk dan ternyata hampir semua anak yang gemuk itu punya masalah tambahan. Ortunya memeriksakan anaknya ke dokter itu bukan karena anaknya gemuk, tapi karena masalah lain.

Ada ortu yang bawa anaknya karena anaknya sering sakit perut. Ortu lainnya ngeluh anaknya nggak bisa napas dengan enak kalau tidur malem-malem, sehingga anaknya ngantukan di sekolah. Ada juga ortu yang dateng nganterin anak perempuan yang udah ABG, dan resah karena dia belum menstruasi. 

Semua anak ini datang dengan ngos-ngosan, nampak merana, gemuk, dan pemalu. Yang sakit perut, setelah diteliti lama, ternyata punya sakit empedu. Yang nggak bisa tidur enak, ternyata punya obstructive sleep apnea. Yang belum mens sih belum kelihatan masalahnya, tapi ortunya takut kalau-kalau besar nanti, gadis itu susah hamil.

Dan semua penyakit tambahan ini merepotkan karena ortunya jadi terpaksa langganan macam-macam dokter spesialis. Berobat sana-sini juga bikin anak bisa ketinggalan pelajaran. Padahal kalau dipikir-pikir, akar penyakit tambahannya ya karena gemuk. 

Dan sebagian besar anak ini udah gemuk sejak masih balita. Meskipun nggak sadar BMI, tapi ortunya inget waktu mendaftarkan sekolah itu beratnya berapa, sehingga sebetulnya anak-anak ini udah masuk persentil 85 semenjak TK. Dan ortu-ortunya malah bangga karena merasa punya balita berpipi tembem.

“Saya pikir gakpapa kalau anaknya dulu gemuk. Kata neneknya, gemuk itu sehat. Saya malah takut diomongin orang lain kalau anak saya kurus,” kata salah satu ortunya.

Setelah ini, saya jadi mikir, kalau kegemukan itu selalu membawa masalah tumbuh kembang, maka alangkah indahnya kalau para orang tua aware sejak awal bahwa obesitas itu harus dicegah. Karena anak itu kan sebetulnya nggak gemuk mendadak, tapi kudu melalui fase overweight dulu sebelum menjadi obesitas. Malah sebetulnya banyak banget kejadian di masa 1000 hari pertama kehamilan itu yang bikin anak jadi gemuk.

Jadi kalau (calon) orang tua bisa dididik semenjak sebelum hamil, maka anak-anak gemuk di Indonesia nggak perlu sampai 11-15% anak kayak sekarang kan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun