Mohon tunggu...
Vicky Laurentina
Vicky Laurentina Mohon Tunggu... Penulis - Food blogger Indonesia

Saya melakukan food blogging di http://vickyfahmi.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berdayakan Warga Lokal Menjadi Penyedia Wisata Global

26 September 2021   00:14 Diperbarui: 26 September 2021   00:22 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemuda-pemudi menyambut kedatangan turis di Danau Toba. (Sumber foto: Kemenparekraf.)

Tentu akan menyenangkan apabila beberapa warung diperbaiki menjadi kedai kopi berkualitas. Pengunjung bisa datang menyesap kopi Doloksanggul, mengobrol tentang kopi dengan petani lokal, sembari mengemil kacang rondam.

Kopi Doloksanggul sebagai kopi tubruk. (Sumber foto: Kompas.)
Kopi Doloksanggul sebagai kopi tubruk. (Sumber foto: Kompas.)

Lebih bagus lagi kalau beberapa petani mau menjadi pemandu bagi pengunjung yang ingin melihat cara bertanam kopi dari dekat. Wisatawan yang ingin melihat perkebunan kopi adalah segmented tourist; mereka rela membayar lebih untuk mengagumi tanaman kopi dan melihat para inang memilih biji kopi di anduri mereka.

Biji kopi juga bisa dikemas sebagai produk untuk oleh-oleh khas Toba. Produknya dapat dijual daring melalui marketplace maupun sosial media, dan dikirimkan sendiri oleh petani menggunakan kurir nasional. Dengan begitu, menjual kepada taoke bukan lagi menjadi satu-satunya jalan bagi petani untuk memasarkan produk mereka.

Haminjon sebagai Obyek Wisata

Haminjon, alias tanaman Styrax sumatrana, adalah flora endemik Heritage of Toba yang tumbuh di hutan-hutan pada ketujuh kabupaten yang mengitari Danau Toba. Populasinya banyak sekali, sehingga suatu kabupaten sampai bisa memiliki hutan haminjon sendiri yang cukup luas.

Haminjon punya fungsi menyerap karbondioksida dari atmosfer dalam jumlah signifikan. Mempertahankan hutan haminjon punya kontribusi besar untuk mengurangi efek rumah kaca sebagai dampak perubahan iklim.

Batang pohon kemenyan Toba (haminjon) yang menjadi flora endemik. (Sumber: Kompas.)
Batang pohon kemenyan Toba (haminjon) yang menjadi flora endemik. (Sumber: Kompas.)

Haminjon juga menghasilkan getah, dan getah haminjon ini digunakan sebagai pengikat kimiawi pada produk kosmetika, obat-obatan, dan produk zat aditif makanan. Sehingga, nilai ekonomisnya tinggi sekali. Pada masa penjajahan Belanda, Belanda mengekspor haminjon dari ke pasar Eropa dan laris. Tetapi di masa pemerintahan Indonesia, haminjon umumnya hanya laris di kalangan masyarakat lokal pengguna dupa karena dianggap sebagai kemenyan.

Banyak sekali penduduk di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Utara yang bekerja menyadap haminjon dan dapat menyekolahkan anak-anak mereka dengan menjual getah haminjon ke tengkulak.

Wisata ke hutan haminjon mungkin juga merupakan wisata untuk segmented tourist, terutama turis dari kalangan akademisi. Wisata hutan haminjon dapat dikemas sebagai wisata edukasi, untuk menyebarkan pengetahuan mengenai manfaat ekonomis haminjon dalam industri kimia. Jika pengetahuan ini disebarkan, maka akan timbul kesadaran untuk menjaga hutan haminjon dari upaya alih fungsi hutan (misalnya pemaksaan mengalihfungsikan hutan haminjon menjadi hutan untuk bahan baku pulp).

Watersport sebagai Aktivitas Wisata

Danau Toba adalah sumber air tanpa akhir. Sekeliling Danau Toba adalah perbukitan dan hutan dengan banyak aliran sungai. Baik danau maupun sungai dapat dimanfaatkan sebagai arena untuk watersport.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun