Mohon tunggu...
Vicky Laurentina
Vicky Laurentina Mohon Tunggu... Penulis - Food blogger Indonesia

Saya melakukan food blogging di http://vickyfahmi.com.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Candi Borobudur dan Balkondes yang Mengitarinya

3 Juli 2021   11:53 Diperbarui: 3 Juli 2021   12:02 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah homestay di Balkondes Karangrejo.

Lebih dari 50 tahun Candi Borobudur dikenal sebagai objek wisata kelas internasional ikonik dari Wonderful Indonesia, tapi jarang ada yang bertanya apakah keinternasionalannya ini punya dampak terhadap rakyat di sekitarnya?

Bagaimana Rakyat Menikmati Untung dari Candi Borobudur?

Banyak profit semestinya bisa didapuk dari keberadaan Candi Borobudur sebagai World Heritage Site-nya UNESCO. 

Saya mengkhayal, mestinya lebih banyak buku sejarah kerajaan Mataram yang bisa dijual di sana dengan harga tinggi. Orang-orang di seberang taman candi mestinya bisa mendirikan hotel-hotel kecil dengan harga mahal. Turis seharusnya tinggal lebih lama.

Tetapi pada kenyataannya, wisatawan yang datang ke kawasan Borobudur umumnya hanya tinggal di candi selama kurang dari 1 hari, mungkin tak sampai 6 jam. Mereka lebih memilih menginap di Jogja yang jaraknya 1 jam perjalanan.

Tak heran, masyarakat lokal sekitar Borobudur hanya mendulang profit dari pengunjung dari penjualan souvenir dan mungkin rumah makan. Jual souvenir itu pun masih ditawar pula.

Menengok Potensi Desa di Sekitar Borobudur

Padahal Borobudur tak cukup hanya terdiri dari sebuah candi. Di sekitar Candi Borobudur, banyak pedesaan yang bisa dinikmati lantaran suasananya yang masih segar dan alami. Pedesaan di kecamatan Borobudur punya pemandangan yang menyenangkan lantaran dikelilingi Bukit Menoreh dan enam gunung sekaligus, termasuk Gunung Merapi. Penduduknya sederhana dan ramah-ramah.

Rakyat lokal melihat landscape sekitar Candi Borobudur ini sebagai potensi yang bisa dimanfaatkan untuk pariwisata. Jadi mereka memutuskan untuk membangun sistem di mana orang bisa datang ke Borobudur tanpa hanya untuk mengagumi candi, namun juga untuk mendapatkan pengalaman berupa hidup sebagai penduduk lokal.

Balkondes dan Konsep Wisata Baru

Semenjak dua tahun yang lalu, rakyat lokal Kecamatan Borobudur bersama-sama membangun suatu sistem bernama balkondes, singkatan dari Balai Ekonomi Desa. Di balkondes ini, rakyat membuat workshop harian untuk para wisatawan, mengajarkan keterampilan yang sering dikerjakan oleh rakyat sehari-hari. Contoh keterampilan ini, misalnya bertanam singkong, membuat snack coklat, menganyam besek, dan lain-lain.

Setiap desa mendirikan bangunan khusus di tanah milik desa, dan bangunan ini dinamai Balkondes. Wisatawan dari luar Borobudur bisa datang kemari, lalu belajar keterampilan yang dipromosikan di balkondes itu. Tidak lama-lama, paling-paling workshop-nya cuman 2-3 jam.

Tidak semua balkondes mengajarkan hal yang sama. Karena toh tidak setiap desa memiliki keterampilan yang sama. Balkondes di Desa Karangrejo misalnya, hanya mengajarkan bertanam palawija saja. Balkondes di Desa Karanganyar, hanya mengajarkan gerabah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun