Mohon tunggu...
Vicky Laurentina
Vicky Laurentina Mohon Tunggu... Penulis - Food blogger Indonesia

Saya melakukan food blogging di http://vickyfahmi.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aplikasi untuk Menunggu Buka Puasa yang Menguji Kesabaran

24 April 2021   17:20 Diperbarui: 24 April 2021   17:25 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan aplikasi edit video yang saya pakai untuk menunggu buka puasa.

Sebetulnya saya jarang menunggu buka puasa, karena lebih tepatnya buka puasa yang menunggu saya, hahaha..

Soalnya saya aslinya nggak pernah nganggur, pasti bawaannya pingin membuat sesuatu. Keinginan membuat sesuatu itu yang bikin saya gatelan melulu jika nganggur, termasuk ketika di bulan puasa, oleh sebab itu saya hampir-hampir nggak pernah menunggu buka puasa.

Nah, sekarang ini saya lagi getol-getolnya bikin video makanan, jadi kesibukan saya saat ini didominasi dengan shooting dan mengedit video makanan untuk diunggah ke Instagram dan Tiktok. (iya, sekarang saya punya Tiktok, alhamdulillah. Dan alhamdulillah lagi, Tiktok saya nggak pernah dipakai buat joget-joget nggak jelas)

Cuman mengedit video makanan ini yang kadang-kadang justru lebih repot ketimbang shooting-nya. Ribet, kalau belum terbiasa dengan aplikasinya. Ribet, kalau habis terinsprasi dari creator lain dan jadi kebelet kepingin coba angle baru atau kepingin coba feature baru.

Tapi saya berani jamin deh bahwa mengedit video adalah pekerjaan yang bisa bikin kita lupa waktu, dan sedikit menyita kesabaran, sehingga bikin kita khilaf bahwa sebetulnya kita ini lagi ngabuburit.

Aplikasi Edit Video

Sebetulnya sudah banyak aplikasi edit video yang saya pernah coba, saya pernah mengungkapkan beberapa di antaranya ketika saya menulis aplikasi untuk edit video traveling. 

Yang saya pakai sekarang adalah InShot versi Premium, karena mengandung banyak feature yang saya perlukan. Dan lagi, ini yang penting, biaya langganan tahunannya terjangkau, seingat saya nggak sampai Rp 200k gitulah.

Oh ya, ada temen saya yang pernah ngomel, ngapain beli aplikasi edit segala kalau ada yang gratisan. Toh nggak pernah dapet kerjaan buat ngedit video pula. Whoaa.. Saya ngakak-ngakak dalam hati, karena sebetulnya, semenjak saya upload video yang diedit pakai aplikasi edit video yang nggak ada watermark-nya, justru tawaran calon klien untuk bikin video berbayar malah makin bertambah. Serius! 

Dan ngomong-ngomong biaya yang saya keluarin buat langganan InShot premium yang nggak sampai Rp 200k itu jelas udah balik modal berkali-kali lipat. Nggak rugi.

Apa yang Membuat Edit Video Jadi Membunuh Waktu?

Oooh banyak. Kalau rutinitas saya mengedit video itu kayak gini nih:

Ngetrim Video

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun