Mohon tunggu...
Vicky Laily Shofi
Vicky Laily Shofi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mencintai Hujan Namun Tidak Dengan Pelanginya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pendekatan Intelektual, Seni, dan Emosional sebagai Strategi Meningkatkan Keaktifan Anggota PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)

20 Juli 2022   15:20 Diperbarui: 20 Juli 2022   15:36 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdiri pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya, PMII menjadi organisasi pergerakan islam  yang cukup eksis hingga sekarang, bermula dari keinginan kuat para mahasiswa intelektual Nahdlatul Ulama untuk membentuk sebuah wadah organisani yang berideologi Ahlussunnnah Wal Jama'ah serta sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi-potensi mahasiswa yang berkultur Nahdlatul Ulama. 

Diketuai pertama kali oleh Mahbub Djunaidi yang sangat terkenal dikalangan pemuda dan mahasiswa pada masa itu, dikenal sebagai aktivis muda yang multitalent, seorang tokoh satrawan, jurnalis, organisatoris, agamawan dan politisi. sosok inspiratif yang sagat jarang di temukan pada generasi sekarang, hal ini yang kemudian menjadi permasalahan yang timbul dalam peningkatan intelektual dalam mengembangkan keaktifan kader di PMII.

PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dikenal karena sosok-sosok intelektual dan aktivis-aktivis inspiratif di dalamnya, ini menjadikan PMII mempunyai citra intelektual yang tinggi didalam kaderisasi atau keanggotaannya. Citra inilah yang harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan dalam pengembangan PMII saat ini.  

Dalam menghadapai era yang semakin maju, indikator besarnya sebuah organisasi tidak hanya pada segi kuantitas tetapi pada segi  kualitas anggota. 

Kualitas anggota salah satunya dapat dilihat dari tingkat keaktifan dan kehadiran dalam berbagai kegiatan atau forum yang dilaksanakan organisasi. Masalah kualitas muncul sejalan dengan tidak aktifnya anggota -- anggota PMII dalam keorganisasian, sering absen dalam kegiatan tanpa ada alasan yang jelas.

Melihat keadaan anggota PMII yang tidak jarang melakukan absen dalam kegiatan maupun forum dan setelah melalui banyak pertimbangan serta pengamatan, 

Ada tiga cara strategi pendekatan efektif yang bisa dilakukan oleh pengurus kaderisasi untuk meningkatkan keaktifan anggota PMII antara lain adalah pendekatan intelektual, pendekatan seni, dan  pendekatan emosional. 

Bukan hanya untuk meningkatkan keaktifan anggota, tetapi hal ini juga dapat meningkatkan kualitas anggota.

Pendekatan intelektual, Pembinaan dasar intelektual merupakan modal penting dalam kader PMII. Sebagai organisasi kemahasiswaan dengan orientasi Aswaja, secara kasat mata pengembangan pemikiran yang ideal di PMII adalah penguatan basis keagamaan sebagai dasar intelektual bagi kader. 

Namun, kader di PMII bukan  hanya tentang kajian agama, lebih dari itu, PMII memiliki melakukan lompatan pemikiran dengan mencurahkan perhatiannya pada wacana-wacana penting tentang wacana pembebasan, toleransi, demokrasi, pluralisme, dan masyarakat sipil.

Peran intelektual anggota PMII dibutuhkan agar kita mampu mendayung perahu Indonesia selamat dari gelombang radikalisme. Melihat peta kaderisasi yang dipenuhi dengan orang-orang intelektual,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun