Mohon tunggu...
vicky aurelia
vicky aurelia Mohon Tunggu... Editor - Pelajar

Halo!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Among Us dan Globalisasi? Apa Hubungannya?

12 November 2020   22:01 Diperbarui: 21 Februari 2021   09:49 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah sendiri dengan Photoshop.

Among Us dan Globalisasi sebenarnya ada sedikit kemiripan. Globalisasi bila dilihat secara sekilas, tentunya membawa dampak yang positif. Dengan berinteraksi dengan seseorang yang berasal dari negara yang berbeda, pastinya kami dapat belajar satu dua hal yang berguna untuk masa depan Indonesia. Sangat menguntungkan, bukan?

Akan tetapi, globalisasi pun ada sisi impostor-nya. Dengan globalisasi, kita dapat saling bertukar budaya dengan mudah. Awalnya mungkin biasa saja karena belum berdampak banyak, namun saat kebudayaan barat dan yang sekarang sedang panas-panasnya yaitu budaya Korea Selatan mulai memuncak, dapat menyebabkan berkurangnya rasa cinta tanah air.

“Kita harus berani menerima era keterbukaan sejagad. Akan tetapi, kita tidak boleh kehilangan persatuan dan persaudaraan,” kata Bapak Jokowi.

Oleh karena itu, saya ingin mengajak kami semua untuk berpikir kritis. Masalah yang kami hadapi saat ini bukanlah perang besar-besaran ataupun terorisme. Masalah yang generasi kini harus hadapi adalah hilangnya rasa cinta tanah air.

Indonesia sedang dalam keadaan kritis. Ia kehilangan rakyatnya yang rindu akan persatuan dan kesatuan. Semakin banyak budaya yang masuk ke Indonesia, semakin jati diri negara kami hilang. Masa kita biarkan begitu saja?

Di era digital ini, semua hal dapat dicapai dengan mudah. Namun, hal itulah yang menjadi tantangan bagi kami. Dengan adanya begitu banyak teknologi canggih di sekitar kita, manusia dapat dengan mudah digantikan oleh robot. Teknologi semakin canggih, manusia semakin malas. Manusia semakin malas untuk berpikir, berinovasi, dan pada akhirnya robot-lah yang menguasai dunia ini.

Apa yang dapat kita lakukan bila pekerjaan kita nanti direbut oleh sebuah robot? Robot begitu sempurna. Ia dapat melakukan segala hal dengan cepat dan tepat. Sedangkan, manusia masih melakukan human error. Selain itu, biaya produksi robot jauh lebih murah bila dibandingkan dengan upah tenaga kerja biasa. Kalau begitu, pengusaha akan mempekerjakan robot atau manusia?

Jadi, terdapat dua poin penting yang ingin saya diskusikan. Yang pertama, bagaimana cara mencegah kehilangannya jati diri negara kami? Yang kedua, apa yang dapat membedakan kami dari robot yang sempurna itu?

Jawabannya sederhana. Saya mengajak sobat-sobat semua untuk gemar membaca. Loh, kok membaca? Membaca adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan halangan bangsa untuk ke depannya. Dengan gemar membaca, ilmu pengetahuan dan informasi-informasi baru tentang dunia dapat diserap.

Saya bangga akan Indonesia yang kaya akan kebudayaan. Namun, jati diri Indonesia sedang terancam. Seseorang harus mempunyai prinsip dan nilai agar tidak terjerumus arus globalisasi. Seorang warga negara Indonesia sudah seharusnya berpegang kepada ideologi dan prinsip negaranya sendiri. Dengan banyak membaca mengenai beragam kebudayaan tanah air, kami dapat merasa bangga akan Indonesia yang kaya ini.

Jadi, untuk menjawab poin yang pertama, setiap individu harus berpegang kepada ideologi dan prinsip negaranya sendiri agar jati diri tanah air tidak hilang. Ia harus merasa bangga akan negaranya sendiri dan semua itu dimulai dari membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun