Mohon tunggu...
Rosyidatul Hilmiah
Rosyidatul Hilmiah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menuliskan rasa yang ingin dibagikan

Seorang pembelajar supermanual. Updated after 10 pm, usually.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aroma (2)

26 Juni 2020   14:27 Diperbarui: 26 Juni 2020   14:15 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sambungan. 

Kebutuhanku untuk membaca buku kian memudar saat aku memasuki dunia kerja. Meski ku terhitung lambat untuk bekerja setelah kuliah, ternyata membawa ketidaknyamanan dalam bekerja 100 %. Karena kondisi pekerjaan yang sepenuhnya praktik dan keilmuan agak membuat ku kadang ragu mengambil keputusan. Walau aku mulai menikmati ternyata orang tua ku lebih memilih mengkuliahkanku lagi. 

Agak lucu saat ku kuliah berbeda ketika aku masuk SMA. Kebetulan sekolahnya bukan yang kuinginkan. Namun tanpa SMA itu apalah aku. Karena aku malah menyukai dunia SMA itu. Hanya pada saat di awal masuk sekolah saja mereka, orangtua ku agak deg deg an takut aku beneran tidak mau mencoba. Lalu ingin pindah sekolah. Wow kami tidak sekaya itu ubtuk pindah sekolah dan bukan budaya keluarga. Namun karena full day scholl dan aku mencoba berhati hati dengan sikapku plus hampir separuh adalah siswa nya dari smp yang sama denganku, aku jadi mulai menikmati. Malah sahabatku yang sekarang bukan teman dekatku waktu SMP. Walau kuliah pun terpisah, hingga sekarang kamu tetap berhubungan baik meski bisa berbulan bulan tidak ketemuan yang intens. 

Masuk kuliah untuk kedua kalianya dalam waktu satu tahun adalah momok yang luar biasa. Apalagi aku mencoba keluar dari zona nyaman yang hampir membuatku drop out karena skripsi terabaikan. Beruntung aku masih diberi kesempatan memperbaiki, walau terasa tidak nyaman kembali untuk menyandang gelar itu setelah lulus namun sekali lagi aku ingin bertahan. Walau ku bukan orang yang mudah akrab dan cari muka, namun ku anggap aku bukanlah siapa siapa hingga sekarang. Berharap ada  perubahan dan terus berlari mencari pengakuan diri itu rupanya menjerumuskan aku ke dalam lingkaran hantu yang mengganggu. Aku kembali takut menggunakan gelar akademisku hingga ku merasa ingin beralih namun apa.

Ku masih belum menemukannya hingga kutemukan kedamaian kembali saat membeli sebuah buku. Buku yang baru saja ku roberk lapisan plastiknya yang khas. Apakah ini memang jawaban atau perantara jawaban kegamanganku aku belum tau 

. 

Bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun