Mohon tunggu...
Octaviani
Octaviani Mohon Tunggu... Administrasi - freelancer

asal usul takan bisa jadi penghalang untuk bekarya _bulukjegara_

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkan Toleransi dalam HUT Ke-74 RI

15 Agustus 2019   21:34 Diperbarui: 15 Agustus 2019   21:35 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://seeklogo.com

Setelah melewati proses panjang dan perjuangan yang penuh pada 17 Agustus 1945, bangsa  ini merdeka. Merdeka dari para penjajah dan menjadi bangsa yang mandiri dan bebas. Kemerdekaan bangsa ini terjadi karena perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh pahlawan-pahlawan negeri ini.

Para pahlawan memperjuangkan bangsa ini dengan kepenuhan tanpa memikirkan dirinya sendiri. para pahlawan dari pelosok nusantara saling bersatu padu untuk mengusir para penjajah. Pahlawan ini tak pernah pandang bulu, pandang agama, suku, ras, bahkan kepentingan mereka saling bersatu padu. Jika para pahlawan menjunjung tinggi toleransi bagaimana dengan kita menumbuhkan toleransi dalam HUT RI ke 74?

Dewasa ini bangsa Indonesia krisis toleransi. Seakan-akan SARA dan pandangan politik yang tak sama menjadi penghalang kita untuk kita bersatu. Setiap orang menganggap apa yang dipercayanya adalah benar, dan saling menyalahkan.

Saling menyudutkan satu sama lain. Jika kita membuka media sosial kita banyak perang kata dan saling menjelekkan yang kita temukan. Hal ini sangat miris, toleransi semakin memudar di bangsa yang usianya sudah lanjut.

Selanjutnya bagaimana kita menumbuhkan toleransi dalam bangsa ini. pertama-tama mulai dari diri sendiri, kita memang diciptakan beraneka ragam dan saling membutuhkan satu sama lain. Jadi kita harus menumbuhkan rasa saling menghargai orang yang berbeda dari diri kita.

Kedua menangkal diri dari hal-hal yang berbau SARA. Kita adalah bangsa yang majemuk kita tidak bisa membuat orang lain untuk melakukan apa yang kita lakukan, tapi setidaknya kita bisa menangkal diri dari  hal- hal yang berbau SARA. Misalnya saja, kita menyaring segala berita, jangan membuka komentar di postingan yang berbau sara. Kita tentu dapat menebak bahwa mereka akan perang kata di di sana. Jika kita sudah tidak membukanya tentu tidak ada peluang untuk kita ikut berkomentar di sana dan merasa panas hati.

Ketiga berpikir bahwa perbedaan itu indah, dan bersatu adalah hal yang harus kita lakukan,Bung Karno pernah berpidato

"..kalau kau jadi Hindu jangan jadi orang India

Kalau kau jadi Islam jangan jadi orang Arab

Kalau kau jadi kristen jangan jadi orang Yahudi

Tetaplah jadi orang Nusantara dengan Adat Budaya Nusantara yang kaya ini

Ingat lah wahai saudara-saudara musuh yang yang terberat itu adalah rakyat sendiri

Rakyat yang mabuk budaya luar

Yang kecanduan agama yang rela membunuh demi menengakkan budaya asing

Jangan kau diperbudak oleh semua itu tetaplah bersatu padu tanpa pertumpahan darah.."

Pidato Bung Karno ini memiliki banyak pesan yang tersirat kepada bangsa ini, bahwa tak peduli agama kita apa tetaplah menjadi bangsa ini dengan menunjukkan dan bersikap layaknya adat dan budaya yang kita miliki.

Dengan usia negara yang sudah lanjut mari kita sebagai rakyat bangsa ini kembali menumbuhkan rasa toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Jangan sia-siakan perjuangan para pahlawan bangsa ini!!! hargai perjuangan mereka dengan tetap bersatu padu demi keutuhan bangsa ini. NKRI harga matis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun